kopi hangat saling bertegur sapa
bersama aku dan air mineral
meramu celoteh tanpa terkunci
setiap kata pun berguguran
dan masih sempat kudengar
kalimat per kalimatnya
masih tampak seperti kemarin malam
untuk besok malam
mungkin kalimat itu akan selalu bermuara
dalam celoteh kopi dan air mineral ini
Desember 2008
Translate
Saturday, December 27, 2008
Wednesday, December 24, 2008
kepada rumah
ada banyak gelisah
di bawah atap bocor ini
sekumpulan cemas
melumuri ruang kesunyian
pasrah,
dalam hujan yang tak lagi menjadi berkah
Desember 2008
di bawah atap bocor ini
sekumpulan cemas
melumuri ruang kesunyian
pasrah,
dalam hujan yang tak lagi menjadi berkah
Desember 2008
aku masih tak percaya
masih pula kuhitung waktu
di tiap detik per detaknya
mengecewakan setiap kebersahajaan
yang kupadu - padankan
bersama sejuta persoalan
aku masih tak percaya
apakah bisa kututupi dengan sebuah senyum?
Desember 2008
di tiap detik per detaknya
mengecewakan setiap kebersahajaan
yang kupadu - padankan
bersama sejuta persoalan
aku masih tak percaya
apakah bisa kututupi dengan sebuah senyum?
Desember 2008
dunia dan hidup
dunia ini omong kosong
terbentuk dari kesepian
menuju peradaban kegelisahan
dan menghasilkan kesedihan
sebab di bawah kelembaban awan
hidup ini adalah beribu persoalan
yang tak terbantahkan
Desember 2008
terbentuk dari kesepian
menuju peradaban kegelisahan
dan menghasilkan kesedihan
sebab di bawah kelembaban awan
hidup ini adalah beribu persoalan
yang tak terbantahkan
Desember 2008
hikmatilah
hikmatilah
gerimis yang kini menetes
kembangpun tergenggam
di tanah hitam becek menggenang
akar sepi terpendam
merambati hidup untuk dedaunan
Desember 2008
gerimis yang kini menetes
kembangpun tergenggam
di tanah hitam becek menggenang
akar sepi terpendam
merambati hidup untuk dedaunan
Desember 2008
aku seorang kawan yang kau curi
bila aku menghilang tanpa pesan
lepaskanlah, kau tak perlu risau
mencariku di telepon genggam
bukankah aku seorang kawan
yang kau curi dari ruang telepon genggam
di sela jemarimu
biar tak ada yang merasa bersalah
dan tak ada yang disalahkan
Desember 2008
lepaskanlah, kau tak perlu risau
mencariku di telepon genggam
bukankah aku seorang kawan
yang kau curi dari ruang telepon genggam
di sela jemarimu
biar tak ada yang merasa bersalah
dan tak ada yang disalahkan
Desember 2008
selamat, kawan
satu persatu telah memilih alur rajutnya
masing - masing menemukan hidupnya
bersatu
berkomitmen
melepas sepi gundah sendiri
membangun keberduaan
pada ikatan pernikahan
selamat, kawan
Desember 2008
masing - masing menemukan hidupnya
bersatu
berkomitmen
melepas sepi gundah sendiri
membangun keberduaan
pada ikatan pernikahan
selamat, kawan
Desember 2008
sedihku beralasan...
sedihku beralasan tanpa pekerjaan
yang tak bisa membetulkan atap bocor rumahku
dan dibingungkan awal bulan membayar tagihan listrik dan PDAM
cepatlah, aku harus cari uang dulu
menyimpan dulu mimpi
menyimpan dulu rasa senang
menyimpan dulu gerakan politik
atau makan sebungkus mie instan dulu yang dibagi dua dengan ibuku
sedihku beralasan tanpa penghasilan
yang tak bisa membawa ibuku jalanjalan
dan tak bisa mencari pacar seperti masa SMPku
Desember 2008
yang tak bisa membetulkan atap bocor rumahku
dan dibingungkan awal bulan membayar tagihan listrik dan PDAM
cepatlah, aku harus cari uang dulu
menyimpan dulu mimpi
menyimpan dulu rasa senang
menyimpan dulu gerakan politik
atau makan sebungkus mie instan dulu yang dibagi dua dengan ibuku
sedihku beralasan tanpa penghasilan
yang tak bisa membawa ibuku jalanjalan
dan tak bisa mencari pacar seperti masa SMPku
Desember 2008
Tuesday, December 16, 2008
bertanyalah tentang aku
bertanyalah tentang aku
dengan sekuat tenaga
pada setiap kali kepulangan
menuju kampung halaman
cobalah dengan berani
mencoba untuk bertanya
kenapa harus di pendam dalam ego?
Desember 2008
dengan sekuat tenaga
pada setiap kali kepulangan
menuju kampung halaman
cobalah dengan berani
mencoba untuk bertanya
kenapa harus di pendam dalam ego?
Desember 2008
ingatlah aku sebelum kau tersenyum
ingatlah aku sebelum kau tersenyum
ada aku yang tak di sampingmu
ada aku yang lupa kau goda dulu
ada aku yang tak kau tahu menunggumu
ingatlah aku sebelum kau tersenyum
Desember 2008
ada aku yang tak di sampingmu
ada aku yang lupa kau goda dulu
ada aku yang tak kau tahu menunggumu
ingatlah aku sebelum kau tersenyum
Desember 2008
entahku tak pernah beranjak
entah
hingga matang
makin membentang
membangun langkah kusam
terus memandang
entahku tak pernah beranjak
karena tak bisa memilih arah
terkadang harus salah arah
Desember 2008
hingga matang
makin membentang
membangun langkah kusam
terus memandang
entahku tak pernah beranjak
karena tak bisa memilih arah
terkadang harus salah arah
Desember 2008
berjalan
melangkah
tertegun
sadar dalam peristiwa
aku bergerak
menapak
seimbang
bebas
memilih
aku bebas seperti pikiran
yang dibayangi matahari
dan bulan yang bersaksi
Desember 2008
tertegun
sadar dalam peristiwa
aku bergerak
menapak
seimbang
bebas
memilih
aku bebas seperti pikiran
yang dibayangi matahari
dan bulan yang bersaksi
Desember 2008
demikianlah,
aku masih melangkah
menghitung cemas
menyerap usia
dalam kepekatan jenuh mengurai
demikianlah,
aku tak bisa menolong diri sendiri
hanya kekalutan yang kutafsirkan
Desember 2008
menghitung cemas
menyerap usia
dalam kepekatan jenuh mengurai
demikianlah,
aku tak bisa menolong diri sendiri
hanya kekalutan yang kutafsirkan
Desember 2008
Friday, December 05, 2008
dikejar hujan
di sepanjang jarak
di antara deretan angka mewaktu
berlarilah dengan riang
dalam kubah penangkal hujan
jangan sampai
mencapai kedalaman tubuh
dengar, kan
butir air bernyanyi deras
hingga mencapai kedalaman tanah
Desember 2008
di antara deretan angka mewaktu
berlarilah dengan riang
dalam kubah penangkal hujan
jangan sampai
mencapai kedalaman tubuh
dengar, kan
butir air bernyanyi deras
hingga mencapai kedalaman tanah
Desember 2008
melati
wangi melati ini memudar ketika embun gerimis sisa semalam menjatuhkannya ketanah dan membuatnya tenggelam dalam becek.
di pinggir sungai keruh berlumpur, deras seperti dikuras membaurkan isaknya ketika jarak tak lagi membagi batas melalui alir becek bersama melati dan menyatulah pada sungai melajukan keberangkatan keluh kesah kesedihan bersama sepi tak berbatas, sendirian dan meninggalkan aroma wangi yang masih menempel pada ingatan berupa kenangan yang tak berhak lagi berurusan dengan musim .
dari kepergian lakon hening melati yang bermuara dalam lumpur, wangimu tetap tertata rapi di hati yang menciummu.
desember 2008
di pinggir sungai keruh berlumpur, deras seperti dikuras membaurkan isaknya ketika jarak tak lagi membagi batas melalui alir becek bersama melati dan menyatulah pada sungai melajukan keberangkatan keluh kesah kesedihan bersama sepi tak berbatas, sendirian dan meninggalkan aroma wangi yang masih menempel pada ingatan berupa kenangan yang tak berhak lagi berurusan dengan musim .
dari kepergian lakon hening melati yang bermuara dalam lumpur, wangimu tetap tertata rapi di hati yang menciummu.
desember 2008
Tuesday, November 25, 2008
aku hanya ingin menulis puisi
aku hanya ingin menulis puisi
berpesta kata berfoya karya
terserah aku mau bagaimana
selesai
tanpa koma
dan titik
November 2008
berpesta kata berfoya karya
terserah aku mau bagaimana
selesai
tanpa koma
dan titik
November 2008
cerita akhir pekan
hari yang menakutkan
bau pengap berdebu
berlumur keringat ratapan
diam meronta ke lubuk
untuk membusuk dan tersungkur
sebagai minggu tak berarti
November 2008
bau pengap berdebu
berlumur keringat ratapan
diam meronta ke lubuk
untuk membusuk dan tersungkur
sebagai minggu tak berarti
November 2008
aku menunggu malam
matahari memanas di tubuh
membangun kehangatan
saat senja tiba
bulan belum juga datang
katanya masih nyangkut di ranting rapuh
didorong semilir angin
yang enggang untuk berbagi
padahal aku menunggu malam
katanya bisa di kemas dan
bisa menjadi persemaian para penyair
November 2008
membangun kehangatan
saat senja tiba
bulan belum juga datang
katanya masih nyangkut di ranting rapuh
didorong semilir angin
yang enggang untuk berbagi
padahal aku menunggu malam
katanya bisa di kemas dan
bisa menjadi persemaian para penyair
November 2008
selamat datang, hujan
datang dari pusaran mata angin
sayu menggigil meneteskan banjir
selamat datang, hujan
selamat membasahi duniaku
membuat becek halaman rumahku
dan menggenangi dapur bocor rumahku
November 2008
sayu menggigil meneteskan banjir
selamat datang, hujan
selamat membasahi duniaku
membuat becek halaman rumahku
dan menggenangi dapur bocor rumahku
November 2008
kenanganku adalah beribu kunang - kunang
sunyi dan sendiri
merebah di ranjang sepi
membaca puing cerita berkeping
karena kenanganku seperti penyakit akut
yang bangkit dari menara ingatan
dan setia hadir keluar - masuk
dengan meninggalkan jejak tak berujung
karena kenanganku adalah beribu kunang - kunang
dalam terpejamnya mata - mata sepiku
November 2008
merebah di ranjang sepi
membaca puing cerita berkeping
karena kenanganku seperti penyakit akut
yang bangkit dari menara ingatan
dan setia hadir keluar - masuk
dengan meninggalkan jejak tak berujung
karena kenanganku adalah beribu kunang - kunang
dalam terpejamnya mata - mata sepiku
November 2008
sore, kopi, dan perut bertalu
di sore kelabu bergerimis
kopi susu habis segelas
perut bertalu tampak mengemis
bersama dingin mengakar di teras
November 2008
kopi susu habis segelas
perut bertalu tampak mengemis
bersama dingin mengakar di teras
November 2008
agar kelak aku bisa tersipu
apapun itu adalah untukmu
tak usahlah mengerutkan dahi
jika mulutku pun masih terkatup
aku hanya berbuat baik terhadapmu
agar kelak aku bisa tersipu
bahwa aku memang pernah
menaruh hati terhadapmu
November 2008
tak usahlah mengerutkan dahi
jika mulutku pun masih terkatup
aku hanya berbuat baik terhadapmu
agar kelak aku bisa tersipu
bahwa aku memang pernah
menaruh hati terhadapmu
November 2008
sunyi dan hati
terimalah segenggam sunyi
yang setia bersembunyi
berikanlah setangkai hati
yang tertanam pada teka - teki
di antara sunyi dan hati
yang memasuki pori - pori
hanya sebatas mencari
dari cinta sebagai tempat kita berbagi
November 2008
yang setia bersembunyi
berikanlah setangkai hati
yang tertanam pada teka - teki
di antara sunyi dan hati
yang memasuki pori - pori
hanya sebatas mencari
dari cinta sebagai tempat kita berbagi
November 2008
mengapa
ada yang harus kueratkan
sebelum bertemu denganmu
ada pernyataan yang mempertanyakan
mengapa nasibku sedangkal matakakiku?
November 2008
sebelum bertemu denganmu
ada pernyataan yang mempertanyakan
mengapa nasibku sedangkal matakakiku?
November 2008
tak ada jalan lain
dari penafsiran yang abstrak
sampai kerumitan metafora
aku menyambut
undian takdir tentang :
"apa yang harus aku lakukan?"
tanpa sorak sorai
dan ketidakpastian
aku tidak dapat melarikan diri
pun untuk sejenak
tak ada jalan lain selain menjalani
November 2008
sampai kerumitan metafora
aku menyambut
undian takdir tentang :
"apa yang harus aku lakukan?"
tanpa sorak sorai
dan ketidakpastian
aku tidak dapat melarikan diri
pun untuk sejenak
tak ada jalan lain selain menjalani
November 2008
Sunday, November 23, 2008
sembunyikanlah nama kecilku di hatimu
jika kelak,
kau telah berdua menyatu
berbahagialah, aku yang tinggal sepi
mengenangmu di sini
tapi sembunyikanlah nama kecilku
di hatimu, yang selalu kau sebut
saat malam merindu di ujung
telepon genggammu.
biarlah aku sedih
tapi setidaknya aku tak gelisah
November 2008
kau telah berdua menyatu
berbahagialah, aku yang tinggal sepi
mengenangmu di sini
tapi sembunyikanlah nama kecilku
di hatimu, yang selalu kau sebut
saat malam merindu di ujung
telepon genggammu.
biarlah aku sedih
tapi setidaknya aku tak gelisah
November 2008
apa kabar, siang
apa kabar, siang
mataharimu hilang meremang
saat awan kelabu datang berdendang
kau menyuruhku diam dalam ruang
mendengarkan gerimis bernada riang
melihat di luar air membentang
sampai aku tak sadar rinduku terbuang
November 2008
mataharimu hilang meremang
saat awan kelabu datang berdendang
kau menyuruhku diam dalam ruang
mendengarkan gerimis bernada riang
melihat di luar air membentang
sampai aku tak sadar rinduku terbuang
November 2008
wajahmu adalah api
mata selalu berpoligami
dengan tatapan birahi
di antara nafas yang berlari
tampan dan cantik memang sakti
ditambah sexy jelas menarik
tapi wajahmu adalah api
yang membakar untuk menyakiti
November 2008
dengan tatapan birahi
di antara nafas yang berlari
tampan dan cantik memang sakti
ditambah sexy jelas menarik
tapi wajahmu adalah api
yang membakar untuk menyakiti
November 2008
memilih kalah
sakit
sedih
rapuh
merambat di tubuh
membuatkan luka yang tak juga reda
manakala pasrahku
menjadi derita terindah
maka aku akan terbelah
memilih kalah
untuk menjalani kodrat
manusia yang terlemah
November 2008
sedih
rapuh
merambat di tubuh
membuatkan luka yang tak juga reda
manakala pasrahku
menjadi derita terindah
maka aku akan terbelah
memilih kalah
untuk menjalani kodrat
manusia yang terlemah
November 2008
neraka
riuh
api mendekap dada
meretak
ruang hati terkoyak
mencabik bahasa cinta
karena kita adalah neraka
November 2008
api mendekap dada
meretak
ruang hati terkoyak
mencabik bahasa cinta
karena kita adalah neraka
November 2008
ruang malam kosong
ada yang hilang dari malam
tentangmu tumbuh dari ingatan
meninggalkan pilu
meninggalkan musim
namamu tak habis ku seru
tertatih - tatih menyebutmu
aku hidup di bakar mimpi
di ombang - ambingkan kenangan
terbuai dalam ruang malam kosong
November 2008
tentangmu tumbuh dari ingatan
meninggalkan pilu
meninggalkan musim
namamu tak habis ku seru
tertatih - tatih menyebutmu
aku hidup di bakar mimpi
di ombang - ambingkan kenangan
terbuai dalam ruang malam kosong
November 2008
aku ternodai
dari alur larik kekuasaan
aku ternodai
sajak diplomatis politis
menekan - mendesak organ otak
terhempas harapan memabukkan
kalimatmu terus menderas
mengantarkanmu
membentuk perutmu
membusung dan membulat
November 2008
aku ternodai
sajak diplomatis politis
menekan - mendesak organ otak
terhempas harapan memabukkan
kalimatmu terus menderas
mengantarkanmu
membentuk perutmu
membusung dan membulat
November 2008
di tanah janda ibu pertiwi
zamanku adalah hari ini
ketika gedung ditinggikan
teknologi dicanggihkan
sawah digulungkan
kicau burung pagi
menjadi bising kendaraan
takdirku adalah menjalani kewarganegaraan
sebatas identitas
bagi kemapanan pemerintahaan
pelindung pemodal
sang pemilik kapital
di tanah subur termakmur ini
di tanah janda ibu pertiwi ini
tak ada ampun di negeri ini
November 2008
ketika gedung ditinggikan
teknologi dicanggihkan
sawah digulungkan
kicau burung pagi
menjadi bising kendaraan
takdirku adalah menjalani kewarganegaraan
sebatas identitas
bagi kemapanan pemerintahaan
pelindung pemodal
sang pemilik kapital
di tanah subur termakmur ini
di tanah janda ibu pertiwi ini
tak ada ampun di negeri ini
November 2008
pejalan yang berdiam
aku masih mengikuti jejak
sebagai pejalan yang berdiam
pada tatanan sosial arogan
di setiap sudut kemunafikan
di sini aku terasing
terpental diam - diam
dalam kepalsuan dunia masing - masing
November 2008
sebagai pejalan yang berdiam
pada tatanan sosial arogan
di setiap sudut kemunafikan
di sini aku terasing
terpental diam - diam
dalam kepalsuan dunia masing - masing
November 2008
badanku - bingungku
badanku
masih benalu
aku isi dari mengadu
bukannya tak mampu
tapi bingung menyapaku
November 2008
masih benalu
aku isi dari mengadu
bukannya tak mampu
tapi bingung menyapaku
November 2008
Wednesday, November 19, 2008
wajahku terluka
wajahku terluka
ini derita telalu berbisa
menyemburkan duka
mengubah selera
siapa perkasa?
jerit sedih menggerai sukma
merumbaikan airmata
di depan pelupuk kaca
mengelupasi kulit muka
November 2008
ini derita telalu berbisa
menyemburkan duka
mengubah selera
siapa perkasa?
jerit sedih menggerai sukma
merumbaikan airmata
di depan pelupuk kaca
mengelupasi kulit muka
November 2008
rambut
beribu helai terpatri
pada titik embun memahkotai
tepadu dalam kesatuan
membentuk gaya kepribadian
november 2008
pada titik embun memahkotai
tepadu dalam kesatuan
membentuk gaya kepribadian
november 2008
aku mau
aku mau bersamamu dalam sunyi paling terasing
dengan atau tanpa cinta yang diciptakan
izinkan aku memekarkan sejuta puisi denganmu
aku mau kau besamaku jauh dari hiruk - pikuk kota
dengan atau tanpa komitmen yang disepakati
percayalah bahwa kebersamaan kita membebaskan
November 2008
dengan atau tanpa cinta yang diciptakan
izinkan aku memekarkan sejuta puisi denganmu
aku mau kau besamaku jauh dari hiruk - pikuk kota
dengan atau tanpa komitmen yang disepakati
percayalah bahwa kebersamaan kita membebaskan
November 2008
memburu dalam menunggu
perempuanku
tidak besamaku
tidak juga merindukan aku
kini
terserah dada kiriku
yang masih memburumu
di relung waktu
menunggu kalau kau sembilu
dan membutuhkanku
november 2008
tidak besamaku
tidak juga merindukan aku
kini
terserah dada kiriku
yang masih memburumu
di relung waktu
menunggu kalau kau sembilu
dan membutuhkanku
november 2008
kita - cuaca
kita menyusurinya,
di jalanku, mendung menyisir
di jalanmu menggali parit dari suara petir
langit meretak cepat :
kau memaknai hujan
aku menciptakan tandus
kita di bingkai pelangi nafas senja
pada dekapan cuaca bersahaja
dan musim tak pernah mengartikannya
selebihnya
hujan dan tandus
tetap satu jalan
mewarnai dunia
untuk berevolusi
dan memainkan cuaca kita
November 2008
di jalanku, mendung menyisir
di jalanmu menggali parit dari suara petir
langit meretak cepat :
kau memaknai hujan
aku menciptakan tandus
kita di bingkai pelangi nafas senja
pada dekapan cuaca bersahaja
dan musim tak pernah mengartikannya
selebihnya
hujan dan tandus
tetap satu jalan
mewarnai dunia
untuk berevolusi
dan memainkan cuaca kita
November 2008
kemarilah
kemarilah, di sini hampiri aku
tapi dengan setangkai
mawar rekah di matamu
yang tumbuh di kedalaman hatimu
kau mesti kesini
bawakan durinya juga
untuk menusuk kesendirianku
agar terluka - berdarah
dan aku berterima kasih
untuk kamu di sini
November 2008
tapi dengan setangkai
mawar rekah di matamu
yang tumbuh di kedalaman hatimu
kau mesti kesini
bawakan durinya juga
untuk menusuk kesendirianku
agar terluka - berdarah
dan aku berterima kasih
untuk kamu di sini
November 2008
kepada cinta
seperti desir petir tergetir
menikam jantung untuk berdegup
dan ombak begemuruh lirih
menyambar hati untuk berlabuh
November 2008
menikam jantung untuk berdegup
dan ombak begemuruh lirih
menyambar hati untuk berlabuh
November 2008
akulah salju
raguku terus membeku
bekobar tak habis memburu
terasing sebagai pecundang bisu
hingga kusaksikan akulah salju
aku pun menjelma sayu
memilih puing berkabut kelabu
dari setumpuk tafsir di wajahmu
hanya wajahku lebam membiru
aku terlalu kaku
untuk menyatakan cinta pun
aku takut dan berliku
november 2008
bekobar tak habis memburu
terasing sebagai pecundang bisu
hingga kusaksikan akulah salju
aku pun menjelma sayu
memilih puing berkabut kelabu
dari setumpuk tafsir di wajahmu
hanya wajahku lebam membiru
aku terlalu kaku
untuk menyatakan cinta pun
aku takut dan berliku
november 2008
Friday, November 14, 2008
purnama sehabis hujan
purnama sehabis hujan
memang gagah dan termegah
menerangi tinggi langit di atas bumi
hingga malam tersenyum
menjelma mata yang betah berjaga
pada sorot duka terhampa
purnama pun tetap menyendiri
membuatkan bayang di kegelapan
pada musim penghujan
yang membagi angin untuk dingin
November 2008
memang gagah dan termegah
menerangi tinggi langit di atas bumi
hingga malam tersenyum
menjelma mata yang betah berjaga
pada sorot duka terhampa
purnama pun tetap menyendiri
membuatkan bayang di kegelapan
pada musim penghujan
yang membagi angin untuk dingin
November 2008
suatu malam di kamar
di kamar ini aku terpencil
tapi terasa gaduh menggemuruh
ketika sisa gerimis mengais bulan
cahayanya sayu
malamnya layu
ingatanku pun melaju
tumbang di atas ranjang
demi Tuhan,
aku begitu kosong dan hampa
sampai bosan dan tidak bahagia
November 2008
tapi terasa gaduh menggemuruh
ketika sisa gerimis mengais bulan
cahayanya sayu
malamnya layu
ingatanku pun melaju
tumbang di atas ranjang
demi Tuhan,
aku begitu kosong dan hampa
sampai bosan dan tidak bahagia
November 2008
apa gunanya ada di sini
gejolak di balik diam
kelam dalam kamar
saat ini aku membatu
duduk membungkuk
sambil tertunduk
jauh dari pikiranku
aku merasa lelah dan tertekan
aku merasa tak mengerti
apa gunanya ada di sini?
November 2008
kelam dalam kamar
saat ini aku membatu
duduk membungkuk
sambil tertunduk
jauh dari pikiranku
aku merasa lelah dan tertekan
aku merasa tak mengerti
apa gunanya ada di sini?
November 2008
kata berasa mangga
tak kutemui lagi di sini
pecahan kata berasa mangga
seperti fakta berbicara
bahwa aku memang terbata - bata
sudah kau kupas mangganya
tolong kirimkan kata-katanya
biar menjadi sajak yang kubaca
dengan kumpulan kata berasa mangga
November 2008
pecahan kata berasa mangga
seperti fakta berbicara
bahwa aku memang terbata - bata
sudah kau kupas mangganya
tolong kirimkan kata-katanya
biar menjadi sajak yang kubaca
dengan kumpulan kata berasa mangga
November 2008
lelap
aku sedang terbaring
merebah - menutup mata
sendirian di atas lelap
yang menyekap dan pengap
yang tanpa sadar dan gemetar
seluruhnya rumit, tak tertolong
menggigil tidak masuk akal
aku takut
di alam hitam terkental
: pahit
November 2008
merebah - menutup mata
sendirian di atas lelap
yang menyekap dan pengap
yang tanpa sadar dan gemetar
seluruhnya rumit, tak tertolong
menggigil tidak masuk akal
aku takut
di alam hitam terkental
: pahit
November 2008
pagi di november
musim berganti
awan bergeser
biru jadi kelabu
hujan sungguh nyata
pada pagi yang terbukti
menelurkan embun kantuk
di november
hujan pagi
menjadi kopi hangat
yang membalut
tubuh dengan selimut
November 2008
awan bergeser
biru jadi kelabu
hujan sungguh nyata
pada pagi yang terbukti
menelurkan embun kantuk
di november
hujan pagi
menjadi kopi hangat
yang membalut
tubuh dengan selimut
November 2008
awal bulan
himpitan di hadapanku
menebalkan luka kusut letih
tak peduli waktu atau pun hari
awal bulan akan menelanku
November 2008
menebalkan luka kusut letih
tak peduli waktu atau pun hari
awal bulan akan menelanku
November 2008
Monday, November 03, 2008
kepada ucap
atas dasar bahasa
yang terkelupas menjadi kata
memaknai suara, di setiap
ruang relung berlentera
dari gerak dan organ otak
menjadikan ucap berkatakata
November 2008
yang terkelupas menjadi kata
memaknai suara, di setiap
ruang relung berlentera
dari gerak dan organ otak
menjadikan ucap berkatakata
November 2008
dalam sunyi
sunyi yang tak kupahami
sunyi bunyi - bernyanyi
selirih getir kecapi
mendayu sampai mengelupasi mistis
sunyi menyangkut
pada helai nafas nyaring - meruncing
dengan dendang irama dan syair
sunyi
bertalu dendang genderang bising
tumbuh terselubung resah
menerus menyekap jiwa
mengepung asa
pada rasa yang berserakan
cemas bertepuk
nada sunyi terus bernyanyi
dan menari
November 2008
sunyi bunyi - bernyanyi
selirih getir kecapi
mendayu sampai mengelupasi mistis
sunyi menyangkut
pada helai nafas nyaring - meruncing
dengan dendang irama dan syair
sunyi
bertalu dendang genderang bising
tumbuh terselubung resah
menerus menyekap jiwa
mengepung asa
pada rasa yang berserakan
cemas bertepuk
nada sunyi terus bernyanyi
dan menari
November 2008
tubuhku
tidak akan dapat kau temukan
tubuhku dalam hingar - bingar kesenangan
terompet, rokok, bir, dan ocehan
meracau tampak berisik
namun tubuhku tetap tampak sepi
diamdiam senyum tenggelam
terdiam menggenggam luka terlegam
sampai semua rontok
sebelum tubuhku lebur terkubur
tubuhku logika kematian
meliarkan galau kesunyian
pasrah terpanggang waktu
membakar prasasti kebahagiaan
tubuhku adalah
perjalanan panjang kesederhanaan
yang menjejak
pada detak nadi kesendirian
November 2008
tubuhku dalam hingar - bingar kesenangan
terompet, rokok, bir, dan ocehan
meracau tampak berisik
namun tubuhku tetap tampak sepi
diamdiam senyum tenggelam
terdiam menggenggam luka terlegam
sampai semua rontok
sebelum tubuhku lebur terkubur
tubuhku logika kematian
meliarkan galau kesunyian
pasrah terpanggang waktu
membakar prasasti kebahagiaan
tubuhku adalah
perjalanan panjang kesederhanaan
yang menjejak
pada detak nadi kesendirian
November 2008
dari mataku
dari mataku
tangisku tak lagi berair
tapi debu padang pasir terkering
rengekku pun bisu
ringkihku tanda tanya besar
rapuh - tegar silih berganti
walau jerit air mata
masih saja bergeming
tetap saja butir pasir mengepal
terus mengalir
November 2008
tangisku tak lagi berair
tapi debu padang pasir terkering
rengekku pun bisu
ringkihku tanda tanya besar
rapuh - tegar silih berganti
walau jerit air mata
masih saja bergeming
tetap saja butir pasir mengepal
terus mengalir
November 2008
Thursday, October 30, 2008
kepada gelisah
hujan yang tanggung
cuma membuat kangen yang tanggung pula
dan pertarungan belum utuh
itu berarti
aku menunggu
untuk tertusuk larik bait puisi
Oktober 2008
cuma membuat kangen yang tanggung pula
dan pertarungan belum utuh
itu berarti
aku menunggu
untuk tertusuk larik bait puisi
Oktober 2008
seteguk pertemuan
apa lagi yang bisa diharapkan
dari waktu yang telah terlewatkan
semua usai dan selesai
tinggal merangkak menuju akhir
yang mengugurkan musim
dan meledakan pertemuan
menjadi sebuah perpisahan
Oktober 2008
dari waktu yang telah terlewatkan
semua usai dan selesai
tinggal merangkak menuju akhir
yang mengugurkan musim
dan meledakan pertemuan
menjadi sebuah perpisahan
Oktober 2008
menyerah
seberapa jauh lagi aku harus menyerah?
pulang ke sejarah pembentukan
mengekalkan kebekuan mimpi
pada sekerat udara yang tidak berbaju
menelanjangiku
memahat kepecundangan
menghaluskan kesenyapan
sunyi pula yang memelukku
membawaku pada ruang kesendirian
menggantungkan diri pada setiap kata
dan menerobos lepas dari dunia
dengan luka yang tetap menetes
bahkan dalam kata yang membebaskan pun
aku terluka, terpental tak dimengerti
terbaring merajut pembantaian dari parade dunia
dalam risaupun
aku tetap mendekap pada kata menyerah
Oktober 2008
pulang ke sejarah pembentukan
mengekalkan kebekuan mimpi
pada sekerat udara yang tidak berbaju
menelanjangiku
memahat kepecundangan
menghaluskan kesenyapan
sunyi pula yang memelukku
membawaku pada ruang kesendirian
menggantungkan diri pada setiap kata
dan menerobos lepas dari dunia
dengan luka yang tetap menetes
bahkan dalam kata yang membebaskan pun
aku terluka, terpental tak dimengerti
terbaring merajut pembantaian dari parade dunia
dalam risaupun
aku tetap mendekap pada kata menyerah
Oktober 2008
lagu cium
ada nyanyian
di tembok kokoh yang berkaca
melagukan desah nafas
mendendangkan syair dan rintihan
tembang tembok berirama sumbang
memberikan nada getir
saat bibir menancap - meliar
menikam - menggelepar
di lubuk mulut
dimaknai sebagai lantunan lagu
musikalisasi jutaan puisi asmara
Oktober 2008
di tembok kokoh yang berkaca
melagukan desah nafas
mendendangkan syair dan rintihan
tembang tembok berirama sumbang
memberikan nada getir
saat bibir menancap - meliar
menikam - menggelepar
di lubuk mulut
dimaknai sebagai lantunan lagu
musikalisasi jutaan puisi asmara
Oktober 2008
bosan
adalah kebosanan
di keremangan gelisah
yang mempermainkan naluri
apa yang bisa aku lakukan?
begitu kupahami
ketukan kedip mata
mendetak kebingungan
sorot mata kebosanan ini
lebih dari suatu kerinduan di pagi hari
Oktober 2008
di keremangan gelisah
yang mempermainkan naluri
apa yang bisa aku lakukan?
begitu kupahami
ketukan kedip mata
mendetak kebingungan
sorot mata kebosanan ini
lebih dari suatu kerinduan di pagi hari
Oktober 2008
tak ada apa pun di hari apa pun
memulai pagi
dengan tata rambut rapi
sesudah mandi, disingkapnya kembali
dan diacaknya kelimis ini
lalu menatap tajam pada cermin
dan bertanya pada cuaca buruk
apakah nasib buruk selalu berjeruji?
hari ini adalah hari kemarin
hari esok adalah hari ini
tak ada apa pun di hari apa pun
hidup,
reruntuk harapan
yang di jalani tapak kaki
Oktober 2008
dengan tata rambut rapi
sesudah mandi, disingkapnya kembali
dan diacaknya kelimis ini
lalu menatap tajam pada cermin
dan bertanya pada cuaca buruk
apakah nasib buruk selalu berjeruji?
hari ini adalah hari kemarin
hari esok adalah hari ini
tak ada apa pun di hari apa pun
hidup,
reruntuk harapan
yang di jalani tapak kaki
Oktober 2008
apa
apa ada tentang apa
di antara apa yang memang bukan mengapa
dan tak ada bagaimana
mari kita tanya berulang
di setiap praduga
yang selalu mengembara
bertanya tentang apakah apa?
Oktober 2008
di antara apa yang memang bukan mengapa
dan tak ada bagaimana
mari kita tanya berulang
di setiap praduga
yang selalu mengembara
bertanya tentang apakah apa?
Oktober 2008
tersesat sendiri
terik ini menarik ketiak
di sepanjang larik berisik
terkungkung sengat mengusik
debu, asap, dan berita kematian
menyeretku dalam kendaraan
lalu
siapa yang akan menyapa kesendirianku?
Oktober 2008
di sepanjang larik berisik
terkungkung sengat mengusik
debu, asap, dan berita kematian
menyeretku dalam kendaraan
lalu
siapa yang akan menyapa kesendirianku?
Oktober 2008
Wednesday, October 22, 2008
penat di rindu
betapa sempurnanya keterdiaman
merangkai irama tersunyi
terpoles peristiwa kegamangan
manakala meresapi penat
muncrat di rindu
tenggelamlah kedalam
sepercik desah amarah......
Oktober 2008
merangkai irama tersunyi
terpoles peristiwa kegamangan
manakala meresapi penat
muncrat di rindu
tenggelamlah kedalam
sepercik desah amarah......
Oktober 2008
bunga dari sebuah nama
bunga mawar
bunga mekar
bunga rasa
bunga risau
bunga batu
bunga bisu
dari
sebuah nama
yang terpaku!
Oktober 2008
bunga mekar
bunga rasa
bunga risau
bunga batu
bunga bisu
dari
sebuah nama
yang terpaku!
Oktober 2008
usia
detik mendetak
terseok tak terkira
umurpun menderas
memvonis hari tua
sudah pasti itu akan mengeras
Oktober 2008
terseok tak terkira
umurpun menderas
memvonis hari tua
sudah pasti itu akan mengeras
Oktober 2008
aku datang
aku datang padamu untuk sunyi
merasuk di dalam terasingmu
walau tak kukenali
ku' coba tuk mengenali
tentang kata dan sepi
yang kau kemas dari harihari
Oktober2008
merasuk di dalam terasingmu
walau tak kukenali
ku' coba tuk mengenali
tentang kata dan sepi
yang kau kemas dari harihari
Oktober2008
Monday, October 20, 2008
suatu pagi
kau menyusup menggeliat
dalam sebuah aroma api pagi yang kering
seperti embun yang tak lagi dingin
menikamku di pagi ini
pagi yang menggerahkan
pagi yang tak terkontrol
amarahmu merajai
jika aku bersalah
mohon
maafkan!
Oktober 2008
dalam sebuah aroma api pagi yang kering
seperti embun yang tak lagi dingin
menikamku di pagi ini
pagi yang menggerahkan
pagi yang tak terkontrol
amarahmu merajai
jika aku bersalah
mohon
maafkan!
Oktober 2008
malam tak berbentuk
bulan temaram terang
tertawa terbahak riang
meruang pada telepon genggam
yang terpanggang di setiap gang - gang
lewat jarak yang bergetar
mengabarkan rangkuman katakata
cerita telah diciptakan
semalam suntuk
semalam tak berbentuk
tanpa kepastian
kita meneguknya dalam kantuk
OKtober 2008
tertawa terbahak riang
meruang pada telepon genggam
yang terpanggang di setiap gang - gang
lewat jarak yang bergetar
mengabarkan rangkuman katakata
cerita telah diciptakan
semalam suntuk
semalam tak berbentuk
tanpa kepastian
kita meneguknya dalam kantuk
OKtober 2008
di rumah yang tercekik
di rumah yang tercekik
di ruang yang tersepi
di antara kulkas dan televisi
aku menggigil
melihat borjuis yang tak habishabis
Oktober 2008
di ruang yang tersepi
di antara kulkas dan televisi
aku menggigil
melihat borjuis yang tak habishabis
Oktober 2008
telaga mulut malam
aku terkapar
di antara degup jantung
dan puisi yang kau bacakan
seketika,
sehelai kata beraroma mangga
mengiris birahi di antara selembar senyum
menelanjangi pikiran
mencumbui kerinduan
aku terkoyak
disaat aroma mangga berubah rasa
mengoyak tak berasa
mengoyak para malaikat
ketika aku meremas
telaga mulut malam yang mengeras
Oktober 2008
di antara degup jantung
dan puisi yang kau bacakan
seketika,
sehelai kata beraroma mangga
mengiris birahi di antara selembar senyum
menelanjangi pikiran
mencumbui kerinduan
aku terkoyak
disaat aroma mangga berubah rasa
mengoyak tak berasa
mengoyak para malaikat
ketika aku meremas
telaga mulut malam yang mengeras
Oktober 2008
di sinipun adalah pantai
malam di pinggir jalan
mendamparkan diri
pada butir berdebu
dan bau aroma aspal yang berasap
dingin di sini
pada tubuh yang berkeringat
ditabrak angin yang tersesat
di sinipun adalah pantai
ketika bising kendaraan
adalah bising debur ombak
Oktober 2008
mendamparkan diri
pada butir berdebu
dan bau aroma aspal yang berasap
dingin di sini
pada tubuh yang berkeringat
ditabrak angin yang tersesat
di sinipun adalah pantai
ketika bising kendaraan
adalah bising debur ombak
Oktober 2008
ini fatwaku
aku murka
terbakar kedangkalan
kering mengkerak
tercabik jahit pesona
merapuhkan
memabukan
membodohkan
aku tak akan minta ampun
pada setiap detik sejarah
dan masa depan
ketahuilah, ini fatwaku
Oktober 2008
terbakar kedangkalan
kering mengkerak
tercabik jahit pesona
merapuhkan
memabukan
membodohkan
aku tak akan minta ampun
pada setiap detik sejarah
dan masa depan
ketahuilah, ini fatwaku
Oktober 2008
tanpa kata
pada satu titik tak berkoma
kalimat terpental - pental
dalam paragrafpun aku tak sempurna
apa mau dikata
jika tak ada lagi kata
sudah
mari maknai obrolan ini
dengan diam
tanpa bahasa
tanpa memunculkan kata
September - Oktober 2008
kalimat terpental - pental
dalam paragrafpun aku tak sempurna
apa mau dikata
jika tak ada lagi kata
sudah
mari maknai obrolan ini
dengan diam
tanpa bahasa
tanpa memunculkan kata
September - Oktober 2008
kering
malam ini kering
hilang dari bayang
bersuara kidung lembayung
jiwamu kini kering
terbaring makin melengking
suaramu pun kering
diam di suasana hening
ayolah jangan kau buat
lidahmu juga mengering
September 2008
hilang dari bayang
bersuara kidung lembayung
jiwamu kini kering
terbaring makin melengking
suaramu pun kering
diam di suasana hening
ayolah jangan kau buat
lidahmu juga mengering
September 2008
tersesat di ruang sendiri
saat ini jam sepuluh
tapi sudah lebih duapuluhlima
tepat di malam hari
tanpa siapapun
ini hari ke delapanbelas
angka yang dimiliki sang kamis
bulan pun sudah yang ke sembilan
berada di ruang duaribudelapan
di ruangku sendiri aku tersesat
kehilangan diriku sendiri
September 2008
tapi sudah lebih duapuluhlima
tepat di malam hari
tanpa siapapun
ini hari ke delapanbelas
angka yang dimiliki sang kamis
bulan pun sudah yang ke sembilan
berada di ruang duaribudelapan
di ruangku sendiri aku tersesat
kehilangan diriku sendiri
September 2008
Thursday, October 09, 2008
ucap pamit
bulan terpancar
di angin yang terkencang
keringat tersegar
di malam yang terkenang
melelah berlabuh
pada tubuh yang terkeluh
waktupun melebur
dan ucap pamit mengubur
aku termangu remuk bentuk
ada berpisah karena ada bertemu
terima kasih terucap di pesan
untuk memastikan
pertemuan ini menyenangkan
September 2008
di angin yang terkencang
keringat tersegar
di malam yang terkenang
melelah berlabuh
pada tubuh yang terkeluh
waktupun melebur
dan ucap pamit mengubur
aku termangu remuk bentuk
ada berpisah karena ada bertemu
terima kasih terucap di pesan
untuk memastikan
pertemuan ini menyenangkan
September 2008
[ tanpa judul ]
waktu jugalah yang bercerita tentang perubahan
tak peduli apa ini mimpi atau mati
tetap membeku pada tanaga urat nadi
untuk melanjutkan perjalanan di sore hari
selalu tak pernah mengerti
apa arti dari tangis
tatkala jerit membaringkan diri
dari sejuta suara yang diyakini
lewat keterpencilan
dengan sekerat kesakitan
perasaan sudah menjadi bangkai
terdampar dalam parit
dan pada pematang bait
masih saja dangkal
agar hidup bisa terpahami
Oktober 2008
tak peduli apa ini mimpi atau mati
tetap membeku pada tanaga urat nadi
untuk melanjutkan perjalanan di sore hari
selalu tak pernah mengerti
apa arti dari tangis
tatkala jerit membaringkan diri
dari sejuta suara yang diyakini
lewat keterpencilan
dengan sekerat kesakitan
perasaan sudah menjadi bangkai
terdampar dalam parit
dan pada pematang bait
masih saja dangkal
agar hidup bisa terpahami
Oktober 2008
di kedalamanmu untuk tersesat
baiklah,
bolehkah aku lebih mengenalmu?
untuk tersesat di labirinmu
tak usah terganggu, aku tak mengganggu
sekedar menyelami kedalamanmu
aku cuma teresahkan
ternyata bayangmu menyegarkan
tak usah berpikir apa lagi menegur
jika aku tak lebih sebagai tragedi dengkur
biar kubisikan;
ketakutan
keputusasaan
mereka berdua mengintaiku
maka itu
biarkanlah
aku
bertamasya
di kedalamanmu untuk tersesat
Oktober 2008
bolehkah aku lebih mengenalmu?
untuk tersesat di labirinmu
tak usah terganggu, aku tak mengganggu
sekedar menyelami kedalamanmu
aku cuma teresahkan
ternyata bayangmu menyegarkan
tak usah berpikir apa lagi menegur
jika aku tak lebih sebagai tragedi dengkur
biar kubisikan;
ketakutan
keputusasaan
mereka berdua mengintaiku
maka itu
biarkanlah
aku
bertamasya
di kedalamanmu untuk tersesat
Oktober 2008
senyum
senyum,
di bibir yang tak pernah kumengerti
tak pernah lepas dari kuncup termanis
walau tak bergincu
kusetubuhi sampai menyayat hati
6 Oktober 2008 tengah malam
di bibir yang tak pernah kumengerti
tak pernah lepas dari kuncup termanis
walau tak bergincu
kusetubuhi sampai menyayat hati
6 Oktober 2008 tengah malam
di sebuah pertemuan
di sebuah pertemuan
kita adalah obrolan
ada cerita pencarian
tentang kita yang kesorean
melalui perjalanan dan kepasrahan
katapun dikemas
terbawa kalimat deras
terdampar di halaman
tertumpah dalam kegelisahan
pertemuan ini bermisteri
mungkin hati yang terpungkiri
di antara dua wajah hati
ingin kuselipkan imaji
tertanda rasa kerinduan
di sebuah pertemuan
September 2008
kita adalah obrolan
ada cerita pencarian
tentang kita yang kesorean
melalui perjalanan dan kepasrahan
katapun dikemas
terbawa kalimat deras
terdampar di halaman
tertumpah dalam kegelisahan
pertemuan ini bermisteri
mungkin hati yang terpungkiri
di antara dua wajah hati
ingin kuselipkan imaji
tertanda rasa kerinduan
di sebuah pertemuan
September 2008
Kadipaten - Bandung
pergi menjelang sore
elf - mikro ini sesak sekali
duduk di pinggir gadis cantik
mengundang mata melirik-lirik
tubuh kaku tak berkutik
pengap terberat
mata terlelap
tapi tetap aku harus tegap
sore tiba, di kota yang di tuju
menuju tubuh
yang mempunyai kata, nyawa, dan sepi
di sampingmu nanti aku pastikan
sunyimu adalah tetap yang tercantik
6 Oktober 2008
elf - mikro ini sesak sekali
duduk di pinggir gadis cantik
mengundang mata melirik-lirik
tubuh kaku tak berkutik
pengap terberat
mata terlelap
tapi tetap aku harus tegap
sore tiba, di kota yang di tuju
menuju tubuh
yang mempunyai kata, nyawa, dan sepi
di sampingmu nanti aku pastikan
sunyimu adalah tetap yang tercantik
6 Oktober 2008
menggores sore
senja buram ditengah kemarau
aku melarut
pada sorot mata terbingkai
serta senyum mungil mengalir
setapak demi setapak
langkah terlukis di hamparan hitam
menjejak pada detik - menit terbuang
lewat keberduaan kita menggores sore
September 2008
aku melarut
pada sorot mata terbingkai
serta senyum mungil mengalir
setapak demi setapak
langkah terlukis di hamparan hitam
menjejak pada detik - menit terbuang
lewat keberduaan kita menggores sore
September 2008
kamu
sepi disini
temaram remang remang
melawan gelap menakutkan
di dalam, di sini
demi kamu seutuhnya kamu
di ruang empat sisi
aku terkuliti
September 2008
temaram remang remang
melawan gelap menakutkan
di dalam, di sini
kamu terbang
kamu melayang
kamu mengawang
kamu membayang
kamu terkenang
merekah
setengah
terkunyah
oleh
ruang otak tak bersisi
kamu melayang
kamu mengawang
kamu membayang
kamu terkenang
merekah
setengah
terkunyah
oleh
ruang otak tak bersisi
demi kamu seutuhnya kamu
di ruang empat sisi
aku terkuliti
September 2008
hujat aku
hujat aku dengan sikap kerasmu
agar menjelma kegilaan hasrat
hujat aku dengan celoteh sinismu
supaya lahir cemas dan khawatir
dengan diam diam
aku mencairkan mataharimu
dengan diam diam pula
aku mencari muara dari hasil yang kucairkan
September 2008
agar menjelma kegilaan hasrat
hujat aku dengan celoteh sinismu
supaya lahir cemas dan khawatir
dengan diam diam
aku mencairkan mataharimu
dengan diam diam pula
aku mencari muara dari hasil yang kucairkan
September 2008
refleksi keganjilan
sudahlah,
kita memang mengganjilkannya
ketika semua menggenapkannya
kau bilang ini aneh
lantas akan kau sebut apa lagi hal ini?
kita memang merindukannya
tentang mimipi yang membara
tentang satu kata yang menggelora
: cinta
itulah masalahnya
September 2008, (cinta yang tidak harus diucapkan)
kita memang mengganjilkannya
ketika semua menggenapkannya
kau bilang ini aneh
lantas akan kau sebut apa lagi hal ini?
kita memang merindukannya
tentang mimipi yang membara
tentang satu kata yang menggelora
: cinta
itulah masalahnya
September 2008, (cinta yang tidak harus diucapkan)
tentang satu engkau
segalanya kau pertanyakan
kecuali lembut keperempuananmu
kau merasa dirimu
kau merasa batu
suka - tidak tetap satu dirimu
dengan seribu kail kau tak tergoyahkan
kenapa pula kau risaukan
antara nyaman dan tenang
jika kau menikmati dirimu
maka kaulah nyaman dan tenang itu
begitupun untukku
September 2008
kecuali lembut keperempuananmu
kau merasa dirimu
kau merasa batu
suka - tidak tetap satu dirimu
dengan seribu kail kau tak tergoyahkan
kenapa pula kau risaukan
antara nyaman dan tenang
jika kau menikmati dirimu
maka kaulah nyaman dan tenang itu
begitupun untukku
September 2008
menuju ujung
dan silakan mendakilah
mengeja langkah petualanganmu
bersama senja yang di tinggalkan
menuju fajar yang tak terlupakan
menjumpai adalah harapan
bagi setiap gelisah yang terisyaratkan
cobalah menjelma angin
agar bisa cepat memahat gunung
dengan berpangku pada timbunan dingin
lewat malam menuju puncak paling terujung
puncak ketinggianku cemburu murka pula
ketika kau bilang bahagia di dalamnya
saat kau menyetubuhinya
saat kau berada di puncak gunung itu
September 2008
mengeja langkah petualanganmu
bersama senja yang di tinggalkan
menuju fajar yang tak terlupakan
menjumpai adalah harapan
bagi setiap gelisah yang terisyaratkan
cobalah menjelma angin
agar bisa cepat memahat gunung
dengan berpangku pada timbunan dingin
lewat malam menuju puncak paling terujung
puncak ketinggianku cemburu murka pula
ketika kau bilang bahagia di dalamnya
saat kau menyetubuhinya
saat kau berada di puncak gunung itu
September 2008
catatan menjelang pagi
pagi buta membabibuta
bagi kata tak berkatakata
tak peduli sehuruf atau sekata
kenapa kau diam tak berada ada
lewat fajar kutitip sapa
terima kasih untuk pagi yang bersuara
September 2008
bagi kata tak berkatakata
tak peduli sehuruf atau sekata
kenapa kau diam tak berada ada
lewat fajar kutitip sapa
terima kasih untuk pagi yang bersuara
September 2008
jangan tanyakan
mohon jangan bertanya
tentang aku di hari ini
ketika aku masih mengeja huruf
tentang kehidupan
belajarku tak akan pernah usai
seseringnya kau ziarahi
pusaran realitas kelas
zaman hariku tetap kuciptakan sendiri
memang aku terjepit
saat kau tabur pertanyaan
sederhananya
aku mungkin merusak hidupku
tanpa masa depan yang kutafsirkan
aku tersangkut pada dekapan ruang
tapi aku jalani sebagai perjalanan usang
September 2008
tentang aku di hari ini
ketika aku masih mengeja huruf
tentang kehidupan
belajarku tak akan pernah usai
seseringnya kau ziarahi
pusaran realitas kelas
zaman hariku tetap kuciptakan sendiri
memang aku terjepit
saat kau tabur pertanyaan
sederhananya
aku mungkin merusak hidupku
tanpa masa depan yang kutafsirkan
aku tersangkut pada dekapan ruang
tapi aku jalani sebagai perjalanan usang
September 2008
ketika terdiam
kalimatku tersumbat
kau menghitung detik
wajahku tampak pucat
kau membuatku tak berkutik
September 2008
kau menghitung detik
wajahku tampak pucat
kau membuatku tak berkutik
September 2008
hadiah untuk sang adik
di tepi jalan pada persimpangan
empat jalur yang tak pernah mati
pejalan-pengendara tanpa hilang batas
malam aspal tergilas oleh pelintas
di tepi jalan pada pendamparan
di bawah sinar kemodernan
di satu toko, satu harga tetap merogoh
mencari yang berarti untuk arti dari sang adik
lama benar harus terdampar
melelahkan mata, melangkah membolak balik
tapi dengan candamu sungguh menyenangkan
semoga yang berarti memiliki arti sampai ke hati
memang
kau kakak yang baik
tahu benar selera sang adik
September 2008
empat jalur yang tak pernah mati
pejalan-pengendara tanpa hilang batas
malam aspal tergilas oleh pelintas
di tepi jalan pada pendamparan
di bawah sinar kemodernan
di satu toko, satu harga tetap merogoh
mencari yang berarti untuk arti dari sang adik
lama benar harus terdampar
melelahkan mata, melangkah membolak balik
tapi dengan candamu sungguh menyenangkan
semoga yang berarti memiliki arti sampai ke hati
memang
kau kakak yang baik
tahu benar selera sang adik
September 2008
antara nisan dan percakapan
siang ini terlalu menggairahkan
duabelas
panas
di rabu yang berduka cita
duaempat
menggeliat
di antara nisan dan percakapan
sembilan
memainkan
kau terbalut memainkan sukma
duaribudelapan
terperankan
ternyata
pada setiap angka
rindu bukanlah isyarat
bersama puisi kau melebur
menjadi sebentuk
kesunyian
yang tersunyi
yang terberkati
yang terindui
September 2008
duabelas
panas
di rabu yang berduka cita
duaempat
menggeliat
di antara nisan dan percakapan
sembilan
memainkan
kau terbalut memainkan sukma
duaribudelapan
terperankan
ternyata
pada setiap angka
rindu bukanlah isyarat
bersama puisi kau melebur
menjadi sebentuk
kesunyian
yang tersunyi
yang terberkati
yang terindui
September 2008
pada petang itu
petang hari di keramaian
tersesat di hiruk warna kesibukan
duduk manis bersama es termanis
kau di sampingku berparas gemas
petang untuk berdo'a tiba
bedug menggema menggedor dahaga
petang jauh mengabur
dan malam siap melambai
pada petang itu
di jalan ramai yang melelahkanmu
kau masih saja
tetap tampak lucu
September 2008
tersesat di hiruk warna kesibukan
duduk manis bersama es termanis
kau di sampingku berparas gemas
petang untuk berdo'a tiba
bedug menggema menggedor dahaga
petang jauh mengabur
dan malam siap melambai
pada petang itu
di jalan ramai yang melelahkanmu
kau masih saja
tetap tampak lucu
September 2008
di kampung ini
inilah panas menebar siang
hari ini matahari terlalu gagah
silau menyengat sampai kedarah
tubuh ini terlalu letih
menyangga siang
menganga kepanasan
pada persetubuhan dengan awan
di kampung ini
tubuh ini meleleh
tak berbentuk
meracau
kacau
tapi
di sampingmu kini
perjumpaan hari ini
kau menjadi gubuk penyejuk
seperti kesuburan embun di ubun - ubun
September 2008
hari ini matahari terlalu gagah
silau menyengat sampai kedarah
tubuh ini terlalu letih
menyangga siang
menganga kepanasan
pada persetubuhan dengan awan
di kampung ini
tubuh ini meleleh
tak berbentuk
meracau
kacau
tapi
di sampingmu kini
perjumpaan hari ini
kau menjadi gubuk penyejuk
seperti kesuburan embun di ubun - ubun
September 2008
selamat siang
di siang yang terpanas
kujelajahi namamu di aspal
dalam bayang rambut terbaru
gumamku menjamur
sebelum bertegur
kata tengah kuukir
dengan kata sejuta rayu
langkahku menyapa dahulu
berucap kaku
; selamat siang, apa kabarmu?
September 2008
kujelajahi namamu di aspal
dalam bayang rambut terbaru
gumamku menjamur
sebelum bertegur
kata tengah kuukir
dengan kata sejuta rayu
langkahku menyapa dahulu
berucap kaku
; selamat siang, apa kabarmu?
September 2008
bagaimana aku menyapamu
bagaimana aku menyapamu
di ujung jalan selamat datang
menyambut rindu berpaut malu
untuk berpeluk tatap mendayu
gemetarku di ujung dagu
sembilu haru begitu merdu
haruku harum merayu
sebelum bertegur
tersenyumlah dahulu
Agustus 2008
di ujung jalan selamat datang
menyambut rindu berpaut malu
untuk berpeluk tatap mendayu
gemetarku di ujung dagu
sembilu haru begitu merdu
haruku harum merayu
sebelum bertegur
tersenyumlah dahulu
Agustus 2008
Meditasi Introspeksi
aku ini debu
terbaring
meringis
lenyap kehilangan sayap
aku ini derita
tervonis
tergilas
kalap terasa menyelinap
kehampaan mengancam
lalu meretak menghancurkan cinta
September 2008
terbaring
meringis
lenyap kehilangan sayap
aku ini derita
tervonis
tergilas
kalap terasa menyelinap
kehampaan mengancam
lalu meretak menghancurkan cinta
September 2008
ini, itu haru
inikah aku
tanpa alasan
itukah kamu
tanpa balasan
ini
itu
tetap saja
pisau
palu
tetap mengenaiku
merontokan aku disuasana haru
Agustus - September 2008
tanpa alasan
itukah kamu
tanpa balasan
ini
itu
tetap saja
pisau
palu
tetap mengenaiku
merontokan aku disuasana haru
Agustus - September 2008
usai, selesai ...
ini aku yang kau binasakan
pada malam tanpa batas
sepi sunyi dan sepi mencekam
suaramu dan lolongan itu
pada detak hati yang bergolak: untukmu
penghabisan sudah selesai
pembantaian kata telah punah
aku tersungkur di kedalaman malam
menuntut kamu yang menghilang
aku sudah usai
malam telah selasai
mata pun terkulai
tak ada gerak untuk berontak
hatiku pun telanjang
terludahi
tersudahi
oleh diri sendiri
lagi
Agustus - September 2008
pada malam tanpa batas
sepi sunyi dan sepi mencekam
suaramu dan lolongan itu
pada detak hati yang bergolak: untukmu
penghabisan sudah selesai
pembantaian kata telah punah
aku tersungkur di kedalaman malam
menuntut kamu yang menghilang
aku sudah usai
malam telah selasai
mata pun terkulai
tak ada gerak untuk berontak
hatiku pun telanjang
terludahi
tersudahi
oleh diri sendiri
lagi
Agustus - September 2008
kita adalah
kelam
muram
suram
saat lalu
saat ini
saat nanti
dimana kata
yang dapat menyamankan kita
kita adalah kepura-puraan
yang disentuh tatanan kemunafikan
muak
keok
kikuk
jika kita tak bisa lagi
menghormati kata-kata
seperti apa gerangankah?
2008
muram
suram
saat lalu
saat ini
saat nanti
dimana kata
yang dapat menyamankan kita
kita adalah kepura-puraan
yang disentuh tatanan kemunafikan
muak
keok
kikuk
jika kita tak bisa lagi
menghormati kata-kata
seperti apa gerangankah?
2008
dimana kau?
mendiamkan malam
dalam kebisuanmu
adalah melanggengkan
terhentinya sejarah malam ini
kau adalah bayangan
yang tak tersentuh
bagi sunyi malamku
hanya keheningan
dan kegalauan
hanya angin
yang tak pernah aku undang
... - 2008
dalam kebisuanmu
adalah melanggengkan
terhentinya sejarah malam ini
kau adalah bayangan
yang tak tersentuh
bagi sunyi malamku
hanya keheningan
dan kegalauan
hanya angin
yang tak pernah aku undang
... - 2008
hari yang basah
haruskah bersedih
seperti aku
seperti pohon
seperti hujan
kaku dan dingin
searah jarum jam
yang menghabiskan hari
yang ditinggalkan paman matahari
mari buka kembali dengan malam
mengadu pada ibu bulan
duduklah dipangkuannya
dan mari mengeja lagi
apa yang harus dilakukan esok hari
2008
seperti aku
seperti pohon
seperti hujan
kaku dan dingin
searah jarum jam
yang menghabiskan hari
yang ditinggalkan paman matahari
mari buka kembali dengan malam
mengadu pada ibu bulan
duduklah dipangkuannya
dan mari mengeja lagi
apa yang harus dilakukan esok hari
2008
tinggi asa
melelahkan
menegangkan
mengharukan
bumi kupijak
langit kuimpikan
matahari terpaku kikuk
dewa - dewi
terbahak ngakak
asa jadi lelucon
mari tertawalah
... - 2008
menegangkan
mengharukan
bumi kupijak
langit kuimpikan
matahari terpaku kikuk
dewa - dewi
terbahak ngakak
asa jadi lelucon
mari tertawalah
... - 2008
ruang diri
hambar sekali hari ini
hujan
angin
lukisan
buku
harapan
gelisah
sunyi
senyap...
menakutkan sekali hidup ini
... - 2008
hujan
angin
lukisan
buku
harapan
gelisah
sunyi
senyap...
menakutkan sekali hidup ini
... - 2008
malam adalah lamunan
satu malam, satu kegelisahan
semua malam masuk makam
bagi yang tak bisa meraba kemapanan
malam adalah lamunan
yang terikat kalut
kegetiran di peradaban
dunia globalisaSHIT
2008
semua malam masuk makam
bagi yang tak bisa meraba kemapanan
malam adalah lamunan
yang terikat kalut
kegetiran di peradaban
dunia globalisaSHIT
2008
aku tidak paham
aku tidak paham
menanggung keraguan sendiri
berharap bukan lagi kebahagiaan
aku termenung
langit tersenyum
cahaya mengembang
awan menghukum
apa itu berarti musim hujan tidak lama lagi?
2008
menanggung keraguan sendiri
berharap bukan lagi kebahagiaan
aku termenung
langit tersenyum
cahaya mengembang
awan menghukum
apa itu berarti musim hujan tidak lama lagi?
2008
entah
entah terlalu mentah
sumpah seperti sampah
dan kasih hanyalah kisah
apakah aku salah
lelah
pasrah
kalah
seolah tak pernah punah
bisakah
berceloteh
tentang kemaraukah?
... - 2008
sumpah seperti sampah
dan kasih hanyalah kisah
apakah aku salah
lelah
pasrah
kalah
seolah tak pernah punah
bisakah
berceloteh
tentang kemaraukah?
... - 2008
untitled
sungguh
aku rindu dengan jatuh cinta
tapi
globalisasi
kapitalis
dan pasar bebas
menakutkan aku
untuk mencintai
dan dicintai
sumpah
aku hanya ingin pergi
berlari, kabur dan terkubur
sendiri, terasing
jauh dan tersingkir
mencari senjata che guevara
agar pada suatu hari
bisa terucap
aku jatuh cinta padamu
Agustus 2008
aku rindu dengan jatuh cinta
tapi
globalisasi
kapitalis
dan pasar bebas
menakutkan aku
untuk mencintai
dan dicintai
sumpah
aku hanya ingin pergi
berlari, kabur dan terkubur
sendiri, terasing
jauh dan tersingkir
mencari senjata che guevara
agar pada suatu hari
bisa terucap
aku jatuh cinta padamu
Agustus 2008
Menetralisir Kegelisahan
Aku, selalu saja tidak pernah mau mengakui tentang perasaan yang tergelisahkan ini hanya karena pikiranku berkecamuk. Aku kini ditempatkan dalam kontradiksi jarak antara ketulusan dan kemunafikan. Ketulusan seakan membuatku bodoh, mengkonyolkan diri sendiri yang aku anggap esensi dari halusinasi akan realitas. Kemunafikan malah menguatkan ketenanganku bahwa aku terperangkap di dalam kontrol teknologis perasaan dengan mengalami keterasingan.
Mekanisme lain dari karakter perasaanku adalah otoriter, memaksaku terpencil dan tak berdaya. Membijaksanakan diri adalah salah satu untuk menetralisir keangkuhan dari kebutuhan dasar atas suatu yang membahagiakan walaupun pada akhirnya akan menyakitkan.
Aku tidak tahu, apakah aku merasa eksistensiku terancam hanya karena kehendak perasaan dan pikiran yang seakan aku anggap palsu. Menafsirkan diri adalah ketika rasa sakit itu ada dan aku merasa ada sebagai realitas diri yang ada, membingungkanku, tolong aku perlu air putih untuk menetralisirnya.
Biar selesai penderitaan ini, biar berakhir juga cerita gelisah ini dan aku membutuhkanmu untuk menetralisir kegelisahan ini. Jangan lupa bawa air putihnya.
Agustus 2008
Mekanisme lain dari karakter perasaanku adalah otoriter, memaksaku terpencil dan tak berdaya. Membijaksanakan diri adalah salah satu untuk menetralisir keangkuhan dari kebutuhan dasar atas suatu yang membahagiakan walaupun pada akhirnya akan menyakitkan.
Aku tidak tahu, apakah aku merasa eksistensiku terancam hanya karena kehendak perasaan dan pikiran yang seakan aku anggap palsu. Menafsirkan diri adalah ketika rasa sakit itu ada dan aku merasa ada sebagai realitas diri yang ada, membingungkanku, tolong aku perlu air putih untuk menetralisirnya.
Biar selesai penderitaan ini, biar berakhir juga cerita gelisah ini dan aku membutuhkanmu untuk menetralisir kegelisahan ini. Jangan lupa bawa air putihnya.
Agustus 2008
Romantika Cinta Di Area Konsumerisme
Cahayapun terkekang dalam kerlap-kerlipnya modernisme, kalaupun masih tampak, itupun pucat. Terus terang aku tak kuasa menahan pertanyaan dibenakku " apakah harus ada harga untuk sebuah rasa cinta?"
Mari kita sambut tatanan zaman saat ini dan kita berdialog antara suara sepi dan ramainya suara kesibukan serta pengembaraan diri yang seringkali tidak kita temui dan tak terusaikan.
Sungguh. Aku terlalu dangkal untuk memahami hidup apa lagi tentang rasa, inikah keterasingan? kemarau sekarang ini mengoyak perutku menyuruhku untuk mengaburkan rasa dan dengan searah jarum jam, detik berdetak ditembok untuk merapuhkanku.
Ayolah... ini bukan melankolis yang dicap sebagai bentuk kepengecutan, ini tentang realita, senyumanpun sekarang ini harus dibeli dan memang inilah kenyataannya. Ini tahun 2008, bukan lagi tahun 1850, dimana romantisisme menjadi budaya.
Itu artinya sebelum berbicara tentang cinta masih ada yang lebih utama untuk dipertanyakan, maksudnya, saat ini cintapun butuh modal layaknya kita akan melakukan wirausaha. Cinta macam apapun juga memang seperti itu, entah sekedar untuk berbincang ataupun bersenggama.
Begitulah saat ini, karena hari ini aku berpikir bahwa "jika bersikap realistik cinta sama dengan laba, jika kita menganggap hasrat sebagi kenyataan manusia sama dengan komoditi dan pertanyaan tentang hidup sama omong kosongnya dengan diri sendiri dan tatanan dunia yang kita diami saat ini."
Agustus 2008
Mari kita sambut tatanan zaman saat ini dan kita berdialog antara suara sepi dan ramainya suara kesibukan serta pengembaraan diri yang seringkali tidak kita temui dan tak terusaikan.
Sungguh. Aku terlalu dangkal untuk memahami hidup apa lagi tentang rasa, inikah keterasingan? kemarau sekarang ini mengoyak perutku menyuruhku untuk mengaburkan rasa dan dengan searah jarum jam, detik berdetak ditembok untuk merapuhkanku.
Ayolah... ini bukan melankolis yang dicap sebagai bentuk kepengecutan, ini tentang realita, senyumanpun sekarang ini harus dibeli dan memang inilah kenyataannya. Ini tahun 2008, bukan lagi tahun 1850, dimana romantisisme menjadi budaya.
Itu artinya sebelum berbicara tentang cinta masih ada yang lebih utama untuk dipertanyakan, maksudnya, saat ini cintapun butuh modal layaknya kita akan melakukan wirausaha. Cinta macam apapun juga memang seperti itu, entah sekedar untuk berbincang ataupun bersenggama.
Begitulah saat ini, karena hari ini aku berpikir bahwa "jika bersikap realistik cinta sama dengan laba, jika kita menganggap hasrat sebagi kenyataan manusia sama dengan komoditi dan pertanyaan tentang hidup sama omong kosongnya dengan diri sendiri dan tatanan dunia yang kita diami saat ini."
Agustus 2008
Monday, October 06, 2008
Gaduh
ramai di sini. mengepung urat saraf
antagonis membusung tegap. meregang
angkuh tak sekejap. ramai berfoya
tubuh bau kota menyengat berpesta
sepanjang pejalan, malam menjalar
ramai...
berdesak-mendesak beriak tak berpojok
segala menderu sampai seru mengguruh
meraya kemenangan menggantung harapan
membenamkan tatapan dalam rupiah
dari pembantaian catatan hari raya
kadipaten, 1-2 oktober 2008
antagonis membusung tegap. meregang
angkuh tak sekejap. ramai berfoya
tubuh bau kota menyengat berpesta
sepanjang pejalan, malam menjalar
ramai...
berdesak-mendesak beriak tak berpojok
segala menderu sampai seru mengguruh
meraya kemenangan menggantung harapan
membenamkan tatapan dalam rupiah
dari pembantaian catatan hari raya
kadipaten, 1-2 oktober 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)