jauh juga tahuntahun tak terhentikan
terlewati dengan berhamburan
tak berjangka pada perjalanan
usai tak mengeluh
inilah kemarin
suatu jejak tak bertapak
dikegundahan tahuntahun
Desember 2009
Translate
Thursday, December 17, 2009
Saturday, November 28, 2009
berjejal liur
hening terbening pada dini hari yang tersinggahi
menelusuri torehan gerak jejak berjejal liur
diantara perpindahan desah merekah
perlahan menjelma kesaksian perpindahan malam menjadi pagi tanpa senyap yang siasia
November 2009
menelusuri torehan gerak jejak berjejal liur
diantara perpindahan desah merekah
perlahan menjelma kesaksian perpindahan malam menjadi pagi tanpa senyap yang siasia
November 2009
Monday, November 23, 2009
garis gerimis
dari garis malam bergerimis
tepat sebelumnya kau datang
menghadirkan gemuruh rahasia berpijar resah
remang sungai berbentang musim
mencari ujung hilir dermaga ikhlas yang belum terselesaikan
dari kabar cerita terbaru kau mengharu dalam senyum
aku mengigau tanpa bulan
berharap di senja kelak
ada peradaban yang harus kita sikapi
permainan terindah yang sekedar kita harap
mampu 'tuk menjadi sajak tentang penyatuan yang disakralkan atas penerimaan sebelum malam tentang aku, kamu, dan dia, menjadi kita
tepat sebelumnya kau datang
menghadirkan gemuruh rahasia berpijar resah
remang sungai berbentang musim
mencari ujung hilir dermaga ikhlas yang belum terselesaikan
dari kabar cerita terbaru kau mengharu dalam senyum
aku mengigau tanpa bulan
berharap di senja kelak
ada peradaban yang harus kita sikapi
permainan terindah yang sekedar kita harap
mampu 'tuk menjadi sajak tentang penyatuan yang disakralkan atas penerimaan sebelum malam tentang aku, kamu, dan dia, menjadi kita
Sunday, November 22, 2009
( tanpa judul )
makin samar saja otakku memaknai revolusi
karena katanya revolusi belum usai
entah karena aku masih bau terasi
atau memang tak pernah memahami antara proletar dan borjuasi yang menjadi kontradiksi perang kelas
pandanganku terlalu buram menafsirkan marxis yang jenius
atau anarkis yang miris otakku terlalu beku kedinginan perut yang bertalu
terjajah kondisi yang malah berubah menjadi tragis
pada ideologis yang kuhapus kutinggikan moral dan etika dalam kesadaran budaya leluhurku
November 2009
karena katanya revolusi belum usai
entah karena aku masih bau terasi
atau memang tak pernah memahami antara proletar dan borjuasi yang menjadi kontradiksi perang kelas
pandanganku terlalu buram menafsirkan marxis yang jenius
atau anarkis yang miris otakku terlalu beku kedinginan perut yang bertalu
terjajah kondisi yang malah berubah menjadi tragis
pada ideologis yang kuhapus kutinggikan moral dan etika dalam kesadaran budaya leluhurku
November 2009
Friday, November 13, 2009
siang haru membiru
hari membiru
namun kau tampak haru
terbungkus jam bisu
setelah kau sibuk selalu
jauh tak terjangkau
biar meredup padam
tenagaku mengalah
pada penyerahan kekalahan
maaf tak membiru
biar menjadi tekateki
pada siang haru membiru
aku tak seperti matahari
yang menantang
hanya mendung gelap
agar menghilang
dalam redup
biar kunikmati lentikmu
dari jauh
dari mata
dari siang
walau hanya sekedar'
November 2009
namun kau tampak haru
terbungkus jam bisu
setelah kau sibuk selalu
jauh tak terjangkau
biar meredup padam
tenagaku mengalah
pada penyerahan kekalahan
maaf tak membiru
biar menjadi tekateki
pada siang haru membiru
aku tak seperti matahari
yang menantang
hanya mendung gelap
agar menghilang
dalam redup
biar kunikmati lentikmu
dari jauh
dari mata
dari siang
walau hanya sekedar'
November 2009
Saturday, November 07, 2009
hujan berbisik
hujan berbisik
pada sunyi berbatu
menelantarkan matahari sore
untuk tenggelam
tertelan halilintar bergetar
selamat datang, hujan.
November 2009
pada sunyi berbatu
menelantarkan matahari sore
untuk tenggelam
tertelan halilintar bergetar
selamat datang, hujan.
November 2009
kutinggalkan tanpa basabasi
oktober
kutinggalkan tanpa basabasi
tanpa pernah mengenal
melampaui gertak persetubuhan jantung
mata menikmati yang terindah
tanpa ku transfer ke hati
mungkin-memang harus seperti itu
langkah hanya sekedar menjalani
aku tak sendiri
banyak yang harus kuhormati
walau hati terkorbankan
toh' aku tahu dia
hanya aku tak pernah tahu dia
kelentikanmu
yang tersuguhkan
kusimpan dalam alam bawah sadarku
biar terkubur
biar melebur
menjadi aku yang kabur ....
1 November 2009
kutinggalkan tanpa basabasi
tanpa pernah mengenal
melampaui gertak persetubuhan jantung
mata menikmati yang terindah
tanpa ku transfer ke hati
mungkin-memang harus seperti itu
langkah hanya sekedar menjalani
aku tak sendiri
banyak yang harus kuhormati
walau hati terkorbankan
toh' aku tahu dia
hanya aku tak pernah tahu dia
kelentikanmu
yang tersuguhkan
kusimpan dalam alam bawah sadarku
biar terkubur
biar melebur
menjadi aku yang kabur ....
1 November 2009
Wednesday, October 14, 2009
aku tahu dia
untuk: dk* CSBJBKDP
aku tahu dia,
seorang perempuan sibuk-
kulewatkan beberapa menit bersamanya
hanya melihatnya
hanya di siang hari.
aku tahu dia,
kulewatkan bersama senja di petang kering
hanya terbayang
hanya di sore hari.
aku tahu dia,
kulewatkan tanpa terlupakan ditiap detik-menitku
hanya tergelisahkan
hanya di setiap hari.
aku tahu dia
hanya, aku tak pernah tahu dia
saat aku tahu dia
Oktober 2009
aku tahu dia,
seorang perempuan sibuk-
kulewatkan beberapa menit bersamanya
hanya melihatnya
hanya di siang hari.
aku tahu dia,
kulewatkan bersama senja di petang kering
hanya terbayang
hanya di sore hari.
aku tahu dia,
kulewatkan tanpa terlupakan ditiap detik-menitku
hanya tergelisahkan
hanya di setiap hari.
aku tahu dia
hanya, aku tak pernah tahu dia
saat aku tahu dia
Oktober 2009
tanpa bentuk
untuk: dk* CSBJBKDP
aku,
mungkin penyair tanpa bentuk
tak bisa meramu malam
memproduksi katakata
tapi di siang megah tanpa panas
di depanmu dengan menatapmu
ku patri dirimu untuk malam
agar bisa kuramu bersama lelah
menjadi katakata
menjadi tanpa bentuk
menjadi karya tak terlupakan
:untukku!
Oktober 2009
aku,
mungkin penyair tanpa bentuk
tak bisa meramu malam
memproduksi katakata
tapi di siang megah tanpa panas
di depanmu dengan menatapmu
ku patri dirimu untuk malam
agar bisa kuramu bersama lelah
menjadi katakata
menjadi tanpa bentuk
menjadi karya tak terlupakan
:untukku!
Oktober 2009
Sunday, October 11, 2009
senin yang kutunggu
untuk: dk* CSBJBKDP
senin yang kutunggu
pada sabtu yang mengharu
sabar di hari minggu
jelas sudah aku merindu
hari yang coba kukenali
menggali informasi dengan halusinasi
inikah derita bagi hati
yang sulit untuk dilalui
; menjadi cinta tak-ber-arti
Oktober 2009
senin yang kutunggu
pada sabtu yang mengharu
sabar di hari minggu
jelas sudah aku merindu
hari yang coba kukenali
menggali informasi dengan halusinasi
inikah derita bagi hati
yang sulit untuk dilalui
; menjadi cinta tak-ber-arti
Oktober 2009
Saturday, October 10, 2009
itu siapa?
untuk: dk* CSBJBKDP
terik siang menarik langkah
merunduk pada bukit bisu
beribu langkah kesiangan
aku mengering tanpa bahasa
berdegup detak jantung terkulai
mata membeku terbungkus kaku
menuju bentuk mahluk tercantik
aku mengigau; itu siapa?
jelas terlihat kau sendiri
duduk sendiri, sibukpun sendiri
wajah serius tetap terfokus
persis terlihat kau tampak bengis
Oktober 2009
terik siang menarik langkah
merunduk pada bukit bisu
beribu langkah kesiangan
aku mengering tanpa bahasa
berdegup detak jantung terkulai
mata membeku terbungkus kaku
menuju bentuk mahluk tercantik
aku mengigau; itu siapa?
jelas terlihat kau sendiri
duduk sendiri, sibukpun sendiri
wajah serius tetap terfokus
persis terlihat kau tampak bengis
Oktober 2009
Friday, September 18, 2009
gersang kerontang
mereguk senja dengan kepala penat
di pinggir sawah kering terbungkus semak
bertamasya dalam kebimbangan
dengan bergelimang desir gersang benderang
membakar semak tak berkembang
menaiki angin dengan mata kerontang
hanyut-menempel pada rasa mengerang
menuju ladang kosong
di ruang hati yang masih sendiri mengokang
September 2009
di pinggir sawah kering terbungkus semak
bertamasya dalam kebimbangan
dengan bergelimang desir gersang benderang
membakar semak tak berkembang
menaiki angin dengan mata kerontang
hanyut-menempel pada rasa mengerang
menuju ladang kosong
di ruang hati yang masih sendiri mengokang
September 2009
Friday, August 07, 2009
perbincangan petang
tak terhitung kata
yang terperah agar tak menyangka
saling hadir diseberang suara
menumpahkan diri
berlayar pada ruang tak berbatas
untuk mengakrabkan diri
agar menjadi maghrib yang merona
pada petang menggebu
aku..
kamu..
bertatap sapa melalui katakata
apakah akan bertatap nyata?
Agustus 2009
yang terperah agar tak menyangka
saling hadir diseberang suara
menumpahkan diri
berlayar pada ruang tak berbatas
untuk mengakrabkan diri
agar menjadi maghrib yang merona
pada petang menggebu
aku..
kamu..
bertatap sapa melalui katakata
apakah akan bertatap nyata?
Agustus 2009
pagi tanpa matahari
malam hening menderu menyerap dingin
pada perpindahan detik tengah malam menuju pagi
saat ibu pagi belum melahirkan matahari
saat itupun juga aku mengundang suara
mengisi hening
membagi dingin
dihangati senyum dan tawa
menjadi gelak berjejal rindu
walau tanpa kukenal penuh
ibu pagi yang melahirkan matahari
semoga memberikan terang berseri
pada mahluk yang menyebut aku
Agustus 2009
pada perpindahan detik tengah malam menuju pagi
saat ibu pagi belum melahirkan matahari
saat itupun juga aku mengundang suara
mengisi hening
membagi dingin
dihangati senyum dan tawa
menjadi gelak berjejal rindu
walau tanpa kukenal penuh
ibu pagi yang melahirkan matahari
semoga memberikan terang berseri
pada mahluk yang menyebut aku
Agustus 2009
Tuesday, July 28, 2009
ini risau
hari ini terlalu cerah
kemarau menyemilirkan gelisah
tentang rasa
tak tertolong
untuk berucap namun terbata
tak menjelma
ini risau mengigau menyebut nama
Juli 2009
kemarau menyemilirkan gelisah
tentang rasa
tak tertolong
untuk berucap namun terbata
tak menjelma
ini risau mengigau menyebut nama
Juli 2009
Sunday, June 21, 2009
keindahan
matahari
panasmu terlalu cantik
menggersangkan tubuh
membuatku dahaga
kehausan romantisme
nafsu hanya bisa sampai perut
keindahan yang kucari
adalah untuk sampai pada hati
indahmu hanya kamuflase
yang menjadi gempa pada mata
mulutku terkunci
hatiku bergolak
senyap..
tangis tanpa air
tawa tanpa senyum
keindahan..
bukan ini, bukan itu
;kamu
Juni 2009
panasmu terlalu cantik
menggersangkan tubuh
membuatku dahaga
kehausan romantisme
nafsu hanya bisa sampai perut
keindahan yang kucari
adalah untuk sampai pada hati
indahmu hanya kamuflase
yang menjadi gempa pada mata
mulutku terkunci
hatiku bergolak
senyap..
tangis tanpa air
tawa tanpa senyum
keindahan..
bukan ini, bukan itu
;kamu
Juni 2009
disetiap pagiku
kilau mentari
disetiap pagiku adalah senin
kemilau awan di puncak tertinggi
kosong
lembut melukis langit cerah
menyambut kemarau
melupakan hujan
matahari memanas
katanya tersngkut bukit menggunung
tanpa keluh meronta
aku berdiam mengikuti ruas matahari
tanpa kecuali
Juni 2009
disetiap pagiku adalah senin
kemilau awan di puncak tertinggi
kosong
lembut melukis langit cerah
menyambut kemarau
melupakan hujan
matahari memanas
katanya tersngkut bukit menggunung
tanpa keluh meronta
aku berdiam mengikuti ruas matahari
tanpa kecuali
Juni 2009
teruntuk cinta dan surga
sore mengetuk
membukakan malam
yang bergelimang bintang
bagaimana cara untuk menyapa
jika ku' merasa
bahwa bintang memang tak sendiri
ku titip pesan
ku tulis angka
teruntuk cinta dan surga
Juni 2009
membukakan malam
yang bergelimang bintang
bagaimana cara untuk menyapa
jika ku' merasa
bahwa bintang memang tak sendiri
ku titip pesan
ku tulis angka
teruntuk cinta dan surga
Juni 2009
berdegup
potongan hurufmu menebal
mendegupkan irama dada
bernada galau
tak mengalun
teruntuk sesuatu
yang membuatku berdegup
bergolak tak menetas
pada kalimat yang memudar
berkabut tak berwarna
mengucilkanku
Juni 2009
mendegupkan irama dada
bernada galau
tak mengalun
teruntuk sesuatu
yang membuatku berdegup
bergolak tak menetas
pada kalimat yang memudar
berkabut tak berwarna
mengucilkanku
Juni 2009
Sunday, June 14, 2009
ayo makan jati diri kita!
aku sudah terlalu lupa untuk sesuatu
di ruang berbatasku menjadi pasti
ini adalah sesuatu yang tak dapat dipungkiri lagi
hidup harus selalu dilanjutkan
entah dengan apapun yang terjadi
bosan, lelah, hening
dan sepi
sudah terlalu bosan untuk memahaminya
estetika eksistensiku tak pernah ter-artikan
untuk sesuatu yang harus selalu dijalani
pada semua bidang yang tak berbentuk
bumi menua, langit menebal, hari ini terlalu mendung
untuk merasa bahwa semua ini adalah keterasingan
yang harus dimaafkan, yang harus disudahi
dengan menelan tanpa harus dikunyah
jadi, ayo makan jati diri kita!
aku merindunya....
Juni 2009
di ruang berbatasku menjadi pasti
ini adalah sesuatu yang tak dapat dipungkiri lagi
hidup harus selalu dilanjutkan
entah dengan apapun yang terjadi
bosan, lelah, hening
dan sepi
sudah terlalu bosan untuk memahaminya
estetika eksistensiku tak pernah ter-artikan
untuk sesuatu yang harus selalu dijalani
pada semua bidang yang tak berbentuk
bumi menua, langit menebal, hari ini terlalu mendung
untuk merasa bahwa semua ini adalah keterasingan
yang harus dimaafkan, yang harus disudahi
dengan menelan tanpa harus dikunyah
jadi, ayo makan jati diri kita!
aku merindunya....
Juni 2009
Friday, May 01, 2009
insomnia kata
aku menunggu nada yang menjadi kalimat
dari sela sibuk dan lelahmu
agar bisa kuselesaikan
tafsir nafas yang ku puisikan
untuk mengarungi musim
di antara malam dan siang
insomnia kata
yang sulit kukemas
dari gelisah
yang membisu
menjadi petaka di setiap tidurku
Mei 2009
dari sela sibuk dan lelahmu
agar bisa kuselesaikan
tafsir nafas yang ku puisikan
untuk mengarungi musim
di antara malam dan siang
insomnia kata
yang sulit kukemas
dari gelisah
yang membisu
menjadi petaka di setiap tidurku
Mei 2009
permainan rasa
perjamuan sepi yang kau tawarkan
tanpa nada dan pesan
menghempas segala bentuk perwujudan
dari setiap praduga
ketidakpastian permainan rasa
inilah sikap ketajaman warna tanpa bentuk
hingga segalanya terbungkus kengerian
dalam resah
bersama gairah
dan gelisah
dan desah
dan marah
yang kuresapi tanpa menjadi sebentuk sajak
Mei 2009
tanpa nada dan pesan
menghempas segala bentuk perwujudan
dari setiap praduga
ketidakpastian permainan rasa
inilah sikap ketajaman warna tanpa bentuk
hingga segalanya terbungkus kengerian
dalam resah
bersama gairah
dan gelisah
dan desah
dan marah
yang kuresapi tanpa menjadi sebentuk sajak
Mei 2009
Thursday, April 23, 2009
ku sisipkan dirimu di lembar pikiranku
ku sisipkan di lembar pikiranku,
setelah dirimu setengah kukenali
dari seperempat kalimat ceritamu
yang kau kirim.
dirimu mesti menulis, tentangmu
dan teruslah tentangmu, yang tersembunyi
dari jarak dan waktu di sela pojok santaimu.
agar bisa ku sisipkan dirimu di lembar pikiranku
;berupa bayangmu
April 2009
setelah dirimu setengah kukenali
dari seperempat kalimat ceritamu
yang kau kirim.
dirimu mesti menulis, tentangmu
dan teruslah tentangmu, yang tersembunyi
dari jarak dan waktu di sela pojok santaimu.
agar bisa ku sisipkan dirimu di lembar pikiranku
;berupa bayangmu
April 2009
masa lalu
masa lalu seperti benalu yang setia merangkul
ia terus berlalu dan kadang berlabuh datang
disetiap termenung dan merenung duduk sendiri
setelah ia sibuk sendiri
kau berdiri di pinggir sepi
menyiapkan yang akan menjadi cerita masa lalu
sambil bersiap menampakan rona sedih atau senang
kadang seolah mempersilahkan getir mesra keluh kesah untuk singgah
ia pun gampang meredup, seakan geli atau malu
teringat ia hanya masa lalu yang tidak lagi baru
April 2008
ia terus berlalu dan kadang berlabuh datang
disetiap termenung dan merenung duduk sendiri
setelah ia sibuk sendiri
kau berdiri di pinggir sepi
menyiapkan yang akan menjadi cerita masa lalu
sambil bersiap menampakan rona sedih atau senang
kadang seolah mempersilahkan getir mesra keluh kesah untuk singgah
ia pun gampang meredup, seakan geli atau malu
teringat ia hanya masa lalu yang tidak lagi baru
April 2008
Friday, April 17, 2009
inilah aku
penderitaan
musibah terberat
dari rasa takut, rasa keterasingan, dan keterkucilan
kesetiaan
resah terberat
dari rasa mengerti, rasa membisu, dan rasa kepatuhan
pemberontakan
marah terberat
dari rasa muak, rasa sadar, dan rasa kemanusiaan
jika semua dirasakan
aku terpenjara dalam hidup yang mengharuskan
tubuhku menjalaninya dan tanpa memilih
inilah aku yang sempurna menjadi mahluk
sebagai manusia...
April 2009
musibah terberat
dari rasa takut, rasa keterasingan, dan keterkucilan
kesetiaan
resah terberat
dari rasa mengerti, rasa membisu, dan rasa kepatuhan
pemberontakan
marah terberat
dari rasa muak, rasa sadar, dan rasa kemanusiaan
jika semua dirasakan
aku terpenjara dalam hidup yang mengharuskan
tubuhku menjalaninya dan tanpa memilih
inilah aku yang sempurna menjadi mahluk
sebagai manusia...
April 2009
Tuesday, April 14, 2009
kau menyebutnya; itu, rasa!
menjumpaimu pada kata yang telah menjadi jejak.
kata-kata mengalir meriak,
dalam kalimat yang hangat dan lembut.
untaian huruf dari keyakinan mengundangku memahaminya,
dengan sayap putihmu melayang serta melangit.
malaikat, alam, dan manusia menjadi mantera
dari pikiran bawah sadarku,
dan dari sunyi
suara gelisahku terdengar meledak ramah.
di sudut jendela paragrafmu
yang pelan-pelan membuka isyarat pada setiap kata,
maka meleburlah aku bersama puisi
yang kau sebut;
itu rasa!
April 2009
kata-kata mengalir meriak,
dalam kalimat yang hangat dan lembut.
untaian huruf dari keyakinan mengundangku memahaminya,
dengan sayap putihmu melayang serta melangit.
malaikat, alam, dan manusia menjadi mantera
dari pikiran bawah sadarku,
dan dari sunyi
suara gelisahku terdengar meledak ramah.
di sudut jendela paragrafmu
yang pelan-pelan membuka isyarat pada setiap kata,
maka meleburlah aku bersama puisi
yang kau sebut;
itu rasa!
April 2009
Friday, April 10, 2009
sepenggal langkah
menelusuri usus yang berkarat
dalam keresahan langkah tanpa merk
aku lelah dalam deretan mata yang berjejer
tanpa kusadar
sepenggal langkah
membuatkan aku kenangan untuk masa depan
April 2009
dalam keresahan langkah tanpa merk
aku lelah dalam deretan mata yang berjejer
tanpa kusadar
sepenggal langkah
membuatkan aku kenangan untuk masa depan
April 2009
mohon, tanpa ada batasnya lagi...
di puncak kobaran kesetiaan
teriakanlah kesiasiaan tentang keadilan
dan dengarkanlah suara keheningan
tentang hilangnya kebenaran
dalam api yang menderita
beribu detak pertanyaan pada nafas
yang keluar masuk mencari kesepakatan
tentang realitas yang berkata lirih
dan di susun oleh perjalanan
yang menantangnya mencari kebenaran
di penghujung gelak tawa
yang akhirnya terkucil
di titik terujung keterasingan
bahwa pandangan yang tersenyum
memintaku untuk dikenal, dicintai, dan dinanti
dengan memohon, tanpa ada batasnya lagi...
April 2009
teriakanlah kesiasiaan tentang keadilan
dan dengarkanlah suara keheningan
tentang hilangnya kebenaran
dalam api yang menderita
beribu detak pertanyaan pada nafas
yang keluar masuk mencari kesepakatan
tentang realitas yang berkata lirih
dan di susun oleh perjalanan
yang menantangnya mencari kebenaran
di penghujung gelak tawa
yang akhirnya terkucil
di titik terujung keterasingan
bahwa pandangan yang tersenyum
memintaku untuk dikenal, dicintai, dan dinanti
dengan memohon, tanpa ada batasnya lagi...
April 2009
Saturday, March 14, 2009
lukisan kebebasan
lukislah tentang kekhawatiran
yang muncul pada hidung
ketika dua lubangnya memberikan
angin kebebasan
namun aku seakan takut
ternyata bau masakan yang dianggap istimewa
itu terbuat dari campuran pemerasan dan penindasan
adalah sebuah negeri yang tidak mengajarkan
tentang kebebasan padahal kita lahir disertakan
bersama dengan kebebasan
kini aku menghadapi makanan yang tidak lezat sama sekali
di negeri ini jika bau kelezatannya saja dirampok pihak asing
dan kebebasan kita diganti dengan kalimat buruh dan kacung
apa jadinya dengan lukisan kebebasan negeriku
tetapi aku tidak tunduk, karena aku tahu bahwa perutku
harus di isi makanan dengan menu revolusi nasionalisasi
kebangsaan, begitukan?
Maret 2009
yang muncul pada hidung
ketika dua lubangnya memberikan
angin kebebasan
namun aku seakan takut
ternyata bau masakan yang dianggap istimewa
itu terbuat dari campuran pemerasan dan penindasan
adalah sebuah negeri yang tidak mengajarkan
tentang kebebasan padahal kita lahir disertakan
bersama dengan kebebasan
kini aku menghadapi makanan yang tidak lezat sama sekali
di negeri ini jika bau kelezatannya saja dirampok pihak asing
dan kebebasan kita diganti dengan kalimat buruh dan kacung
apa jadinya dengan lukisan kebebasan negeriku
tetapi aku tidak tunduk, karena aku tahu bahwa perutku
harus di isi makanan dengan menu revolusi nasionalisasi
kebangsaan, begitukan?
Maret 2009
bangsa macam apa?
bangsa macam apa
yang sedang diciptakan kini
jika ketidak adilan saja
seperti kemilau batu berlian
dalil dijadikan tameng pada setiap gerakan
yang memperlihatkan putaran pemikiran
tentang ketidak pedulian seakan kepedulian
peduli apa, dan apa peduli dalam penderitaan
jika semua dianggap kekeliruan
semakin sempurna saja kesulitan untuk hidup
kita meragukan diri sendiri ketika alam merasakan nestapa
dalam perasaan iba yang mengkhawatirkan kemalangan kita
arogannya daging perasa pada langit tanpa cahaya
yang memberikan bukti pada ibu jari kita
yang mengembalikan kita pada diri kita sendiri
agar berucap pantaskah kita dengan segenap jiwa-raga
menyukai waktu seolah kita mengabadi
padahal setiap usia beranjak pada ketiadaan
oleh sebab itu waktu yang meringkasnya
dalam drama sebuah cerita tentang petang yang tergulung
antara separuh terang dan gelap, ya dan tidak, benar dan salah
semua bercampur dengan bau kencing
dan kondisi yang disantap oleh segenap kesengsaraan
masihkah segala-galanya sederhana
ketika kemelaratan masih menjadi citra diriku sebuah bangsa
sebagai bukti bahwa kebangsawanan dan keborjuisan
masih mengukuhkan dengan melanggengkan kekuasaannya?
Maret 2009
yang sedang diciptakan kini
jika ketidak adilan saja
seperti kemilau batu berlian
dalil dijadikan tameng pada setiap gerakan
yang memperlihatkan putaran pemikiran
tentang ketidak pedulian seakan kepedulian
peduli apa, dan apa peduli dalam penderitaan
jika semua dianggap kekeliruan
semakin sempurna saja kesulitan untuk hidup
kita meragukan diri sendiri ketika alam merasakan nestapa
dalam perasaan iba yang mengkhawatirkan kemalangan kita
arogannya daging perasa pada langit tanpa cahaya
yang memberikan bukti pada ibu jari kita
yang mengembalikan kita pada diri kita sendiri
agar berucap pantaskah kita dengan segenap jiwa-raga
menyukai waktu seolah kita mengabadi
padahal setiap usia beranjak pada ketiadaan
oleh sebab itu waktu yang meringkasnya
dalam drama sebuah cerita tentang petang yang tergulung
antara separuh terang dan gelap, ya dan tidak, benar dan salah
semua bercampur dengan bau kencing
dan kondisi yang disantap oleh segenap kesengsaraan
masihkah segala-galanya sederhana
ketika kemelaratan masih menjadi citra diriku sebuah bangsa
sebagai bukti bahwa kebangsawanan dan keborjuisan
masih mengukuhkan dengan melanggengkan kekuasaannya?
Maret 2009
Friday, March 06, 2009
[ tanpa judul ]
bau malam tanpa kesadaran
menunduk terhimpit tekanan
bau tanah tanpa memiliki
menunduk tergenggam tak bergerak
kekuasaan merambah sampai ke usus perut
menjadi budak jinak dari kepemimpinan
beralatkan ideologi terkhianati
idelogi terkhianati
menambahkan arti ketidakmanusiawian pembawanya
kemunafikan haram jadah tak terkontrol
melahirkan kotoran anjing disetiap kamarnya
merasa paling pintar di sudut WCnya
disetiap istana yang melupakan
kesedihan rakyat tak berkulit
dan tak berkata, pembebasan
sungguh,
membodohi jalanan kemanusiaan
di tanah airnya sendiri
Maret 2009
menunduk terhimpit tekanan
bau tanah tanpa memiliki
menunduk tergenggam tak bergerak
kekuasaan merambah sampai ke usus perut
menjadi budak jinak dari kepemimpinan
beralatkan ideologi terkhianati
idelogi terkhianati
menambahkan arti ketidakmanusiawian pembawanya
kemunafikan haram jadah tak terkontrol
melahirkan kotoran anjing disetiap kamarnya
merasa paling pintar di sudut WCnya
disetiap istana yang melupakan
kesedihan rakyat tak berkulit
dan tak berkata, pembebasan
sungguh,
membodohi jalanan kemanusiaan
di tanah airnya sendiri
Maret 2009
Monday, March 02, 2009
terpujilah
terpujilah kesenangamu
membabibuta seperti babi
mengukuhkan rona keakraban senja
di malam itu kau mengetuk
mengutuk gelisah kesunyian yang teramat ramai
bolehkah kutanya tentang masa dimana
kau tak lagi mengakrabi keributan idealis
kau mengelilingi pertautan jam kerja yang penuh penghisapan
aku memang tak mengenal kemapanan
yang sebenarnya menjadi dewa kehidupaan
aku memang kalah ketika
aku tak seperti kamu, dia, dan mereka
tapi terpujilah aku yang rontok merapuh
setidaknya aku tak menjadi lawanmu dalam kemapanan
terpujilah kau, kau dan kau
hana', bunga senja terapung dalam korporasi
waktu mengakrabimu sebagai pencarian tanpa batas
dalam segenggam sketsa kepanikan yang statis
terpujilah bagimu...
Maret 2009
membabibuta seperti babi
mengukuhkan rona keakraban senja
di malam itu kau mengetuk
mengutuk gelisah kesunyian yang teramat ramai
bolehkah kutanya tentang masa dimana
kau tak lagi mengakrabi keributan idealis
kau mengelilingi pertautan jam kerja yang penuh penghisapan
aku memang tak mengenal kemapanan
yang sebenarnya menjadi dewa kehidupaan
aku memang kalah ketika
aku tak seperti kamu, dia, dan mereka
tapi terpujilah aku yang rontok merapuh
setidaknya aku tak menjadi lawanmu dalam kemapanan
terpujilah kau, kau dan kau
hana', bunga senja terapung dalam korporasi
waktu mengakrabimu sebagai pencarian tanpa batas
dalam segenggam sketsa kepanikan yang statis
terpujilah bagimu...
Maret 2009
Sunday, February 22, 2009
kanker glamour
kanker glamour mengoyak sendi bola mata
memunculkan di ingatan yang tak dapat disembuhkan
aku terkuras dari apa yang berbeda dari mereka
sejauh pola tingkah sendi kemapanan yang munafik
terdorong ego kenyataan bahwa aku adalah kebohongan
terimalah sesembahan dari roh yang tak kunjung terlihat
atau roh kudus yang telah menjadi gila
seakan menetek pada buah dada kegersangan
apa lagi yang terharapkan dari realitas yang ada
kenyataan tak lagi berurusan dengan roh yang melegenda
kesucian dari birahi
apa lagi keharusan spiritual yang diutamakan
keindahan adalah apa yang terlihat
seperti rasa yang tak menentu dari balik tabir ketidak becusan
anak ingusan
oh surga apa yang ada dalam dirimu
ketika kemiskinan begitu merajai sampai di setiap sudut negeri ini
yang telah porak poranda
yang telah menjadi jahiliyah modern
kekuasaan
pelacuran
dan sampah yang membabi buta
oh kanker glamour
menyudutkan suasana etika kemanusiaan
atas nama kemanusiawian cinta telah menghuni perut
oh neraka dirimu menjelma tanpa batas
sampai setanpun tak harus turun tangan ke dalam
setiap hati manusia
manusia telah menciptakan setansetan baru dalam dunia
konsumtif kemajemukan popularitas
setan superstar telah tenggelam dalam telinga kemanusiaan
oh kanker glamour
Februari 2009
memunculkan di ingatan yang tak dapat disembuhkan
aku terkuras dari apa yang berbeda dari mereka
sejauh pola tingkah sendi kemapanan yang munafik
terdorong ego kenyataan bahwa aku adalah kebohongan
terimalah sesembahan dari roh yang tak kunjung terlihat
atau roh kudus yang telah menjadi gila
seakan menetek pada buah dada kegersangan
apa lagi yang terharapkan dari realitas yang ada
kenyataan tak lagi berurusan dengan roh yang melegenda
kesucian dari birahi
apa lagi keharusan spiritual yang diutamakan
keindahan adalah apa yang terlihat
seperti rasa yang tak menentu dari balik tabir ketidak becusan
anak ingusan
oh surga apa yang ada dalam dirimu
ketika kemiskinan begitu merajai sampai di setiap sudut negeri ini
yang telah porak poranda
yang telah menjadi jahiliyah modern
kekuasaan
pelacuran
dan sampah yang membabi buta
oh kanker glamour
menyudutkan suasana etika kemanusiaan
atas nama kemanusiawian cinta telah menghuni perut
oh neraka dirimu menjelma tanpa batas
sampai setanpun tak harus turun tangan ke dalam
setiap hati manusia
manusia telah menciptakan setansetan baru dalam dunia
konsumtif kemajemukan popularitas
setan superstar telah tenggelam dalam telinga kemanusiaan
oh kanker glamour
Februari 2009
Friday, February 13, 2009
13 februari
hari ini tak kukenali bentuknya
di siang kelabu-mendung tersesak
aku hanya merasa sendiri
dalam waktu yang tak memberi arti
tentang rasa atau untuk dirasa
kepastian telah pasti
bahwa usia akan tetap bertambah
sore ini begitu pulas dengan remang gelapnya
dan malam memberikan dingin
sedingin kesendirian
dalam utopianya bahagiaku
yang harus dirasa'
dengan tanggal di kalender kali ini
aku mengasing
membuang anjing-jadah harapan
hari
tanggal
usia
malam yang melankolis
sial...
Februari 2009
di siang kelabu-mendung tersesak
aku hanya merasa sendiri
dalam waktu yang tak memberi arti
tentang rasa atau untuk dirasa
kepastian telah pasti
bahwa usia akan tetap bertambah
sore ini begitu pulas dengan remang gelapnya
dan malam memberikan dingin
sedingin kesendirian
dalam utopianya bahagiaku
yang harus dirasa'
dengan tanggal di kalender kali ini
aku mengasing
membuang anjing-jadah harapan
hari
tanggal
usia
malam yang melankolis
sial...
Februari 2009
Wednesday, February 11, 2009
yang aku tahu
yang aku tahu
kelahiran itu adalah untuk menjalani hidupnya
yang aku tahu
hidup itu adalah untuk menunggu kematian
yang aku tahu
kematian itu adalah untuk mengekalkan kita dalam ketiadaan
yang aku tahu
aku ada dari ketiadaan
yang aku tahu
untuk alasan apa, kenapa aku ada?
februari 2009
kelahiran itu adalah untuk menjalani hidupnya
yang aku tahu
hidup itu adalah untuk menunggu kematian
yang aku tahu
kematian itu adalah untuk mengekalkan kita dalam ketiadaan
yang aku tahu
aku ada dari ketiadaan
yang aku tahu
untuk alasan apa, kenapa aku ada?
februari 2009
Saturday, January 31, 2009
satuan hari
satuan hari terkenang meradang
pagi menghilang
siang membentang
terpanggang bias matahari siang
menuju petang
memutar untuk menghilang
menyatu dalam malam
dan mendekap sang bulan terang
Januari 2009
pagi menghilang
siang membentang
terpanggang bias matahari siang
menuju petang
memutar untuk menghilang
menyatu dalam malam
dan mendekap sang bulan terang
Januari 2009
jejakmu masih tertinggal
apa tidak ada lagi kata
untuk bertanya makna?
jejakmu masih tertinggal
dan menjadi prasasti
yang tak pernah terkelupas
pada daging yang mereka sebut
aku manusia
Januari 2009
untuk bertanya makna?
jejakmu masih tertinggal
dan menjadi prasasti
yang tak pernah terkelupas
pada daging yang mereka sebut
aku manusia
Januari 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)