Translate

Monday, October 01, 2012

paket senin di dalam terasi

dalam ruang tanpa tergenggam
terasi, sayur kacang basi
menggoyang dendam pada jemari
ikan asin dan sambal yang tertambal

ini dunia berlemak anjing
duka dan bahagia
satu paket kekejian hidup

katakanlah ;

di bawah langit
lengan berpandang
jam berdentang
kini, aku tertinggal diam

menyusuri secarik kertas
tentang dunia tak terkendali

katakanlah;
mereka tak pernah ingkar
tentang hidung
dan asap yang keluar dari tenggorokan
maka itu adalah pekik khatulistiwa

sumpah dan amarah
menyatu tunggal bersama gejolak angkuh
radio relaksasi penghisapan

Setelah Aku Tertinggal Matahari

letihku air terjun sahara berlubang jerawat
dan ransel risau dalam baskom berhanduk
aku letakan kepala dalam dadar telor
pagi ini aku bersaksi
langkahku imaji buta bertudung cemara
meninggalkan yang terkasih
pada letak lengan kemeja
tenanglah..
tunggu aku pada sabar
dan aku berkabar
dari esok yang membuatku terkapar

Saturday, September 22, 2012

kamar tidur dari batu paru-paru

aku tertidur dalam batu yang bernafas
tergeletak bersama rokok keajaiban semesta
dada penuh kucing yang mencari megapon
disini tak ada kehidupan,
atau selangkangan yang mengangkang
serdadu terus berlendir
dan sepertimu ini hanya dugaan
seperti kapitalisme yang melacurkan diri

anti-biotika
tak mampu menahan serangan listrik
dan paru-paru penuh cemburu
ijinkan aku bernafas untukmu
sekedar tertidur dalam peluk keracunan

tidak ada tali sepatu, atau revolusi berkaos kaki
atau wangi parfum birahi, dan musik kebahagiaan
senja tetap mengejanya dan tenggelam dalam kamar
bersama keramahan yang mencari tanah airnya

tanah air yang tercekik





Saturday, September 15, 2012

kertas buram risau

aku terbuat dari kertas, terdengar batuk dan luka lapar
aku mendengar nafas sesak pada jembatan yang berkicau
ketika aku mengetuk jam pada dengkul merah
lama aku termenung, melihat kosong gerak otak buram

dimana aku berada
adalah dunia yang terbakar ratusan kata
letak kerah kemeja tak berbentuk lagi
dan lengan kini hiruk pikuk oleh egoisme sepatu

aku tak percaya lagi keberadaanku
ketika tubuhku terlupakan
mengadu pada Tuhan adalah imbalan
yang tersentuh oleh harap dan kecemasan.


Sunday, July 29, 2012

parau

getir mengeja rasa yang tertunduk pada masa
aku tak berkutik pada kedalaman suara
semoga waktu berkunjungku tak melepaskanmu
dan aku bernahkoda pada kesedihanku

telah lama aku bercerita ragu
estetika bodoh menjejak dilubang kerongkong
suara menjadi serak berkicau dendam dan
airmata tak terlalu mengalir ke syahwat

pada datang kuucap selamat tinggal
tentang kasih kuucapkan sejenak kisah
harapan menjadi lumpur dan geram menjadi haram
aku bermandi derita, bercerita akhir pekan

teriakan tak menjadikan masa depan
ketika parau meluluhkan kekuatan
dan aku masih memungut bayang masa lalu

Kadipaten, 29 juli 2012