Translate

Saturday, March 14, 2009

lukisan kebebasan

lukislah tentang kekhawatiran
yang muncul pada hidung
ketika dua lubangnya memberikan
angin kebebasan
namun aku seakan takut
ternyata bau masakan yang dianggap istimewa
itu terbuat dari campuran pemerasan dan penindasan
adalah sebuah negeri yang tidak mengajarkan
tentang kebebasan padahal kita lahir disertakan
bersama dengan kebebasan
kini aku menghadapi makanan yang tidak lezat sama sekali
di negeri ini jika bau kelezatannya saja dirampok pihak asing
dan kebebasan kita diganti dengan kalimat buruh dan kacung
apa jadinya dengan lukisan kebebasan negeriku
tetapi aku tidak tunduk, karena aku tahu bahwa perutku
harus di isi makanan dengan menu revolusi nasionalisasi
kebangsaan, begitukan?

Maret 2009

bangsa macam apa?

bangsa macam apa
yang sedang diciptakan kini
jika ketidak adilan saja
seperti kemilau batu berlian
dalil dijadikan tameng pada setiap gerakan
yang memperlihatkan putaran pemikiran
tentang ketidak pedulian seakan kepedulian
peduli apa, dan apa peduli dalam penderitaan
jika semua dianggap kekeliruan
semakin sempurna saja kesulitan untuk hidup
kita meragukan diri sendiri ketika alam merasakan nestapa
dalam perasaan iba yang mengkhawatirkan kemalangan kita
arogannya daging perasa pada langit tanpa cahaya
yang memberikan bukti pada ibu jari kita
yang mengembalikan kita pada diri kita sendiri
agar berucap pantaskah kita dengan segenap jiwa-raga
menyukai waktu seolah kita mengabadi
padahal setiap usia beranjak pada ketiadaan
oleh sebab itu waktu yang meringkasnya
dalam drama sebuah cerita tentang petang yang tergulung
antara separuh terang dan gelap, ya dan tidak, benar dan salah
semua bercampur dengan bau kencing
dan kondisi yang disantap oleh segenap kesengsaraan
masihkah segala-galanya sederhana
ketika kemelaratan masih menjadi citra diriku sebuah bangsa
sebagai bukti bahwa kebangsawanan dan keborjuisan
masih mengukuhkan dengan melanggengkan kekuasaannya?

Maret 2009

Friday, March 06, 2009

[ tanpa judul ]

bau malam tanpa kesadaran
menunduk terhimpit tekanan
bau tanah tanpa memiliki
menunduk tergenggam tak bergerak
kekuasaan merambah sampai ke usus perut
menjadi budak jinak dari kepemimpinan
beralatkan ideologi terkhianati

idelogi terkhianati
menambahkan arti ketidakmanusiawian pembawanya
kemunafikan haram jadah tak terkontrol
melahirkan kotoran anjing disetiap kamarnya
merasa paling pintar di sudut WCnya
disetiap istana yang melupakan
kesedihan rakyat tak berkulit
dan tak berkata, pembebasan
sungguh,
membodohi jalanan kemanusiaan
di tanah airnya sendiri

Maret 2009

Monday, March 02, 2009

terpujilah

terpujilah kesenangamu
membabibuta seperti babi
mengukuhkan rona keakraban senja
di malam itu kau mengetuk
mengutuk gelisah kesunyian yang teramat ramai
bolehkah kutanya tentang masa dimana
kau tak lagi mengakrabi keributan idealis
kau mengelilingi pertautan jam kerja yang penuh penghisapan
aku memang tak mengenal kemapanan
yang sebenarnya menjadi dewa kehidupaan
aku memang kalah ketika
aku tak seperti kamu, dia, dan mereka
tapi terpujilah aku yang rontok merapuh
setidaknya aku tak menjadi lawanmu dalam kemapanan
terpujilah kau, kau dan kau
hana', bunga senja terapung dalam korporasi
waktu mengakrabimu sebagai pencarian tanpa batas
dalam segenggam sketsa kepanikan yang statis
terpujilah bagimu...

Maret 2009