pagi, dini hari
menjelang subuh
memoar rindu
mengutuk kantuk
sedihnya.
aku akan mulai mengenalmu
ketika aku akan mulai kehilanganmu
itu.
dulu sekali, saat aku tersungkur
ketika akan menjabat tanganmu
gagal. hingga tepat
tak dapat menemukanmu
murungku adalah duka cita abadi berlipat ganda.
dan renungku getir terkutuk memburu haru
kau hadir dalam bentuk baru
kau adalah segala perubahan
wangimu tetap terhembuskan
pada tiap jengkal sela nafasku kini
dari masa lalu
hingga kau masa kini
kadipaten juni 2015
Translate
Friday, June 26, 2015
Wednesday, June 24, 2015
photo
duasatu juni duaribulimabelas tepat sembilanbelas empatdua. awalnya adalah itu. membuat dinding bergetar. dari retaknya lemas bersimpuh. di antara cabang-cabang waktu terlampaui. dengan dada berdegup dan hati berkibar-kibar melupakan harapan lalu terperangkap dalam mimpi.
seperti hantu yang merasuki bentuk. meliar, resah, berkisah lembab. menelan kembali muntahan udara pada kenangan yang menarik hati.
dinding menjadi buta ketika lembaran gincu berkibar menjejakan eksistensi pada desau angin subuh yang menjadi sengau. tanpa prasangka berkelok menuju jalan lurus dan tanpa prasangka dinding yang berhadapan dengan tingkah kering.
gema dinding. membius bising di antara kerling mengering bahwa catatan photo terukir didinding menjadi hati yang lama kembali mengering dan tetap kering.
;darimu.
Kadipatenoise juni 2015
seperti hantu yang merasuki bentuk. meliar, resah, berkisah lembab. menelan kembali muntahan udara pada kenangan yang menarik hati.
dinding menjadi buta ketika lembaran gincu berkibar menjejakan eksistensi pada desau angin subuh yang menjadi sengau. tanpa prasangka berkelok menuju jalan lurus dan tanpa prasangka dinding yang berhadapan dengan tingkah kering.
gema dinding. membius bising di antara kerling mengering bahwa catatan photo terukir didinding menjadi hati yang lama kembali mengering dan tetap kering.
;darimu.
Kadipatenoise juni 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)