Translate

Wednesday, January 17, 2018

KOPIGAMI


KOPIGAMI

Kopigami adalah sebuah produk kopi bubuk yang masih diproses secara manual dan diproduksi dengan hasil rumahan, Kopigami ini mengawali produksinya sejak akhir tahun 2017. Produk kopigami ini dihasilkan dari Kopi Gunung Manglayang dan didukung oleh petani yang bertani kopi di Blok Ciharung Gunung Manglayang, Sukasari – Sumedang, nama petani tersebut yaitu Bapak Aben dan Kang Masdi. Kopigami didirikan oleh Dadan Nurdiana sekaligus sebagai pembuat kemasan kopi bubuk tersebut, hasil produksi rumahan yang dihasilkannya  belum memproduksi secara masal tapi masih terbatas dan tempat produksi rumahan tersebut  berada di Kampung Tarengtong, RT.002/RW.004, Ds./Kec. Sukasari, Kab. Sumedang.


Kopigami adalah produk kopi bubuk yang dikemas per 100 gram dan diproduksi  masih secara terbatas karena berbagai keterbatasannya, menyediakan 3 macam jenis sangrai yaitu sangria terang/light, sangrai sedang/medium, dan sangrai gelap/dark, Kopi diolah secara manual proses dan manual roasting. Maka disebutlah Kopigami dengan sebutan Mr. Gami ( Manual Roasting Kopigami).


Sekilas Kopi Gunung Manglayang

Dalam catatan sejarah, Gunung Manglayang mulai ditanami kopi dimasa kolonial Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC = Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) dan pertama kali ditanami kopi sekitar abad ke-17 yaitu sekitar tahun 1600an sekian. Saat itu Belanda mengutus Abraham Van Riebeeck untuk mengintai Bandung, yang dikalangan pribumi dikenal dengan nama Tatar Ukur. Nama Tatar Ukur mengacu pada Dipati Ukur, Penguasa Bandung saat itu. Bandung atau Gunung Manglayang ketika itu masih berupa hutan belantara dan Belanda yang berkedudukan di Batavia mencurigai Bandung sebagai sarang pemberontak.

Abraham Van Riebeeck adalah cucu pendiri Cape Colony di Afrika Selatan, disela pengintaiannya, Abraham Van Riebeeck membawa benih tanaman kopi dan dialah orang yang pertama kali membawa benih tanaman kopi ke Priangan dan atau Pulau Jawa. Tanaman kopi yang asli peninggalan zaman Belanda, telah ditemukan tiga tanaman unggulan dengan kopi jenis arabika, tanaman kopi tersebut yang dulu disebut dan dikenal dari daerah-daerah perkebunan kopi yang salah satunya adalah Gunung Manglayang - Sumedang.

Kopi hasil perkebunan ini dinamakan Javakoffie yang terkenal hingga Eropa karena pada abad ke- 18 atau sekitar tahun 1700an sekian, VOC mulai mengekspor hasil kopi ke Belanda dan masuk Eropa, dalam dunia perdagangan kopi tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Java Coffee Preanger dan orang asing lebih sering menyebutnya a cup of Java (Secangkir kopi dari Jawa).

-dari berbagai sumber