Translate

Saturday, September 17, 2016

KESEPIAN

kesepian ini bernyawa.
tertunduk pada lingkaran tak berdaya di ujung senja yang mengintip pelangi. kemilau hasrat yang tak kunjung padam menggerayangi duka dibilangan genap dan aku tertuang pada ruang bernafas yang sesak di dada. bertempat paling senyap disegala hati yang menjungkirkan tempat dikeramaian mata.

sunyi adalah persemayaman, tempat menghitung urat nadi yang menunggu berhenti. dalam kesunyian ini, kesepian adalah senyawa yang membuat terus bernyawa dan tetap ada, menjadi hidup.

dalam segudang bayangan yang meronta, jauh tak tersentuh, pilu dan rintih mencakar tanah berurat kering. aku telah membuang diriku pada jembatan yang membasahi lekukan pipi di malam yang mati.

di ujung sepi terbungkus jendela, kamarku menjadi batu karang yang menjala tubuhku menjadi kelu. aku mengetuk-ngetuk rantai yang bercakap-cakap dengan pelukan, dan tanganku mencari pecahan pesta dan tarian yang menyalakan api untuk meringankan beratnya peristiwa-peristiwa yang menggejolak di pikiranku.

tentang sepi yang berjatuhan di atas kepalaku, aku mencoba menjadi seorang manusia untuk masaku yang dihidupkan oleh kelahiran yang menerangkan bahwa kesepian ini bernyawa.


2016
(hal. 9 dari buku penyair tanpa bentuk - 2016)         

Friday, September 09, 2016

KUPANGGILPANGGIL SEPIMU

sepi yang kupanggil, dari namamu di malam yang payah. siasia kuingat bau tubuhmu yang kucari dari seribu masa silam yang tak bisa kembali.

amarahku mengawang menjadi telaga besar bercawan darah, dan kulihat wajahku berkaca luka dicabik waktu yang tak kunjung padam.

aku terhadang oleh gemerlapmu yang meruang dan mewaktu tanpa lepas dari jangkauan seribu butir peluru khayalmu. aku mencoba menyeberangi engkau yang bertahta pesta beraroma anggur.

khazanah sepimu yang menyerang langit dan bumi di bahumu, aku akan memanggil sepimu berulang kali dan kupanggil engkau yang ada di lembah seribu masa silam yang dihitung jari.

aku akan membangkitkanmu dalam keperkasaan cakrawala yang kau redam bersama bulirbulir sepimu.

sepimu yang membeku dan tersembunyi, aku akan tetap di tepimu dengan kupangilpanggil sepimu sebagai warisan dari masa silam yang tak kunjung padam aku panggil.

2016

(hal.5, Buku Penyair Tanpa Bentuk 2016 - Dadann Jek)  

Jumat, September 09, 2016 Lukisan Tungga Hassya III
















Cat Sablon (pigmen) di atas kertas
ukuran : A4, 29,7 cm X 21 cm
Tahun 2016

ada dalam Buku Ajaklah Aku.

Lukisan Tungga Hassya II















Lukisan Karya : TUNGGA HASSYA NIRWASITA AL DANURDI
Cat Sablon (pigmen) di atas kertas
ukuran : A4, 29,7 cm X 21 cm
Tahun 2016

ada dalam Buku Ajaklah Aku.

Lukisan Tungga Hassya I




Lukisan Karya : TUNGGA HASSYA NIRWASITA AL DANURDI
Cat Sablon (pigmen) di atas kertas
ukuran : A4, 29,7 cm X 21 cm
Tahun 2016

ada dalam Buku Ajaklah Aku.

JEJAK

aku ingin menanam jejak dan akan kubiarkan ia perkasa di udara. aku tidak akan membuatnya meleleh dan tidak akan kubiarkan diterpa hujan dan matahari. kubiarkan ia tetap tumbuh menjadi menara kokoh yang bercabang di antara pemandangan dan kerongkongan tandus. meninggi dan menjulang dan tetap berdiri tegak. akan kujadikan keteduhan, menjadi tempat beristirahat di bawahnya. menikmati nyanyian burungburung bersuara perempuan.

aku ingin membangun jejak dan berada di dalamnya, berdiam dalam dekat, mendekati duniaku dalam irama perenungan bercocok tanam hingga pada suatu waktu aku tidak lagi membeku dengan pengap. jejak akan menghidupkanku dari terkantukkantuk, menjadi ruamah terakhir dan merawatku hingga kutiada, makin jelas kemaharajaanku berkobarkobar menyalakan dunia tanpa ketakutan berombakombak.

dengan menatap kedepan, segalanya mempesona seperti cinta dalam remang menjadi cahaya lembut sebahagia senja di hari yang cerah.

aku harus menanam dan membangun jejak dengan berpeluhpeluh dan berdarahdarah agar tidak seperti menjadi orang yang mencintai perempuan yang tidak pernah ada, atau tiada cerita yang menjadikanku tidak ada.

2016

(hal. 1 Buku Penyair Tanpa Bentuk 2016, Dadann Jek)  

BUKU KUMPULAN PUISI PENYAIR TANPA BENTUK

Masih Indie Book karya sendiri yang dikerjakan sendiri, lahir pada Mei 2016.

salah satu puisi Penyair Tanpa Bentuk dari buku ini :

PENYAIR TANPA BENTUK

aku
mungkin penyair tanpa bentuk
tidak bisa meramu malam
memproduksi kata-kata

tapi di siang megah tanpa panas
di depanmu dengan menatapmu
kupatri dirimu untuk malam
agar bisa kuramu bersama lelah
menjadi kata-kata
menjadi karya yang tak terlupakan
; untukku

2009


BUKU KUMPULAN PUISI AJAKLAH AKU

Indie Book pertama saya, lahir pada Maret 2016. Isinya kumpulan puisi saya dan coretan lukisan karya anak  saya (perempuan) yang berumur 5 tahun yang bernama Tungga Hassya Nirwasita Al Danurdi, termasuk lukisan sampul pada buku ini.

Buku ini dicetak dan diterbitkan sendiri secara mandiri tanpa bantuan pemerintah, di desain sendiri, dilayout sendiri, dan diperbanyak sendiri serta dijual sendiri.

salah satu puisi yang berjudul Ajaklah Aku dari buku ini :

AJAKLAH AKU

ajaklah aku,

ajaklah aku
jika kau ke sepi itu
dan aku mengucap padamu
ayo ajaklah aku
jika kau ke sepi itu
biar tanpa tempat dan warna
walau aku menjadi yang sia-sia
dan ia menjadi yang setia

bersamamu,
aku adalah gelandangan
yang berlumut kunang-kunang
terbaring di antara ujung bumi
dan batuan terjal tanpa atap

aku akan datang dengan tanpa bicara
dan siapkanlah pintu penjara
untukku menderita
sehingga di mana pun
biarkan aku lebih dekat
dan duduk manis dipikiranmu

di mana pun kau bermain dengan sepi itu
ayolah, ajaklah aku!
ajaklah aku
walau aku menjadi yang sia-sia