desember terbuka
mengigau haru
mabuk bulan berpancar temaram
desember misteri
membayangi ruang terdalam
selamanya tak pernah aman
kebenaran
tetap berada pada sunyi
dan penawar risau adalah saling mengerti
dengan menyimpanmu
pada sudut detak nafas
'begitupun sebaliknya
menggigilkan hati
mengusut kenangan
memahami kekinian, aku-dulu pun
lalu pesan berderai
di luar malam
berkumandang;
"maaf aku tak bisa menghubungimu lagi"
selesai.
Desember 2010
Translate
Tuesday, December 28, 2010
Monday, December 27, 2010
bertatap pendar redam
berteriak…
pada masa
ketika laju waktu
meruntuhkan silam tanpa batas
aroma bentuk
tanpa jejak
terukir getir
pada raut tak berubah
melankolia pada wajah
menjadi tapak pada bulan
getar nadi berdenyut nafas
berhembus sesak, kerap menatap
tak peduli dulu atau sekarang
terbatasi waktu dini hari disekejap malam
aku menikmatimu dalam gelisah
hanya itu.
Desember 2010
pada masa
ketika laju waktu
meruntuhkan silam tanpa batas
aroma bentuk
tanpa jejak
terukir getir
pada raut tak berubah
melankolia pada wajah
menjadi tapak pada bulan
getar nadi berdenyut nafas
berhembus sesak, kerap menatap
tak peduli dulu atau sekarang
terbatasi waktu dini hari disekejap malam
aku menikmatimu dalam gelisah
hanya itu.
Desember 2010
Monday, December 20, 2010
Ingatlah
Hentikanlah sedihmu
Ikan pun tertunduk
Rapuh tanpa tersedak
Jangan biarkan belenggu
Menjadi gagu tanpa air mata
Di sudut kelam menggenggam seram
Masa depan tak perlu kau karam
Itu derita melata tanpa cerita
Jadi biarkan jalanmu berkata
Pada jenuh penuh wajah
Tanpa harus tahu hening
Atau kau mengigau sakit
Ingatlah bahwa penat adalah rasa
Yang harus kau tebus dengan tawa
Desember 2010
Ikan pun tertunduk
Rapuh tanpa tersedak
Jangan biarkan belenggu
Menjadi gagu tanpa air mata
Di sudut kelam menggenggam seram
Masa depan tak perlu kau karam
Itu derita melata tanpa cerita
Jadi biarkan jalanmu berkata
Pada jenuh penuh wajah
Tanpa harus tahu hening
Atau kau mengigau sakit
Ingatlah bahwa penat adalah rasa
Yang harus kau tebus dengan tawa
Desember 2010
Ssst… Kamu Masih Disitu..?
Aku disini
Melayang bersama debu
Terhembus bersama udara
Lihatlah aku bersama gelap
Menapaki jejak malam
Memutari pucuk ubun
Menatapmu tanpa mata
Angin mengigau
Pada sepi merekah
Aku meracau
Pada detak usang yang menjadi bungah
Ketika sejarah menjadi sungsang
Aku terkubur kunangkunang
Menyelam pada waktu yang mengekang
aku
suara
aspal
malam
dan bulan
menjelma lakon tanpa cerita
dengan tetap tanpa tersatu
tapi tetap tertawa
Desember 2010
Melayang bersama debu
Terhembus bersama udara
Lihatlah aku bersama gelap
Menapaki jejak malam
Memutari pucuk ubun
Menatapmu tanpa mata
Angin mengigau
Pada sepi merekah
Aku meracau
Pada detak usang yang menjadi bungah
Ketika sejarah menjadi sungsang
Aku terkubur kunangkunang
Menyelam pada waktu yang mengekang
aku
suara
aspal
malam
dan bulan
menjelma lakon tanpa cerita
dengan tetap tanpa tersatu
tapi tetap tertawa
Desember 2010
Monday, December 13, 2010
melalui rindu
begitu dekat
aku pun terikat
dulu hanya bayang
kini dia nyata
bertatap pilu
tanpa merayu
dilarang bertegur
hormatku harus melaju
tanpa sapa
ku ikat
dekat
agar melekat
biar, melalui rindu
Desember 2010
aku pun terikat
dulu hanya bayang
kini dia nyata
bertatap pilu
tanpa merayu
dilarang bertegur
hormatku harus melaju
tanpa sapa
ku ikat
dekat
agar melekat
biar, melalui rindu
Desember 2010
Sunday, November 14, 2010
pulang sore
ingin ku letakan hati
saat daki berjubel mebiak
sakit terus menyumbu mengkerak
pelan dan tajam, melilit
pulang menjadi pecah
menetas tanpa tulang
membawa angin kosong
yang dibungkus hujan
bernada keroncong lambung
setumpuk daratan
tak bisa kutaklukan
sebungkus embun
tak bisa ku bawa
maafkan bu’
sore kali ini
aku hanya membawa lara
duka terindah
agar tetap bertahan
melawan
tatanan
kapitalisasi pancasila
November 2010
saat daki berjubel mebiak
sakit terus menyumbu mengkerak
pelan dan tajam, melilit
pulang menjadi pecah
menetas tanpa tulang
membawa angin kosong
yang dibungkus hujan
bernada keroncong lambung
setumpuk daratan
tak bisa kutaklukan
sebungkus embun
tak bisa ku bawa
maafkan bu’
sore kali ini
aku hanya membawa lara
duka terindah
agar tetap bertahan
melawan
tatanan
kapitalisasi pancasila
November 2010
Tuesday, October 19, 2010
jelata menuntut pemerataan
Marhaen atau Murba
Satu rasa, satu label
; jelata
Hentikan khayalan
Seolah hidup adalah keberuntungan
Ini omong kosong
Jalan begitu panjang
Penuh barangkal dan pengkhianatan
Obor harus terus menyala
Tanyakanlah
Inikah kemerdekaan
Gelap bersengketa
Segala susah
Segala kebohongan
Penuh kamuflase
Dan akankah ini diteruskan?
Persatuan…
Yang selalu diserukan telah usang
Segera, tinggalkan kasta-mu
Untuk kelak dapat berkata dengan bangga ;
“ Kemerdekaan sekarang ini
adalah perjuangan untuk Pemerataan”
Oktober 2010
Satu rasa, satu label
; jelata
Hentikan khayalan
Seolah hidup adalah keberuntungan
Ini omong kosong
Jalan begitu panjang
Penuh barangkal dan pengkhianatan
Obor harus terus menyala
Tanyakanlah
Inikah kemerdekaan
Gelap bersengketa
Segala susah
Segala kebohongan
Penuh kamuflase
Dan akankah ini diteruskan?
Persatuan…
Yang selalu diserukan telah usang
Segera, tinggalkan kasta-mu
Untuk kelak dapat berkata dengan bangga ;
“ Kemerdekaan sekarang ini
adalah perjuangan untuk Pemerataan”
Oktober 2010
Tuesday, September 14, 2010
jalan berwangi becek
jalan berwangi becek
hari-pun menindasku
tertinggal waktu
menggigil tak mampu
bagi aku
bermata tumpul
ketidakpastian lincah merekah
lihatlah aku
diam dan sendiri
mungkin hanya menunggu mati
seperti masa depanku yang tak pasti
September 2010
hari-pun menindasku
tertinggal waktu
menggigil tak mampu
bagi aku
bermata tumpul
ketidakpastian lincah merekah
lihatlah aku
diam dan sendiri
mungkin hanya menunggu mati
seperti masa depanku yang tak pasti
September 2010
Sunday, September 12, 2010
petang melankolia
merenung di bawah gerimis
yang tak berharap hujan
ini bulan kesembilan
musim panas yang tercabik
keseimbangan tanpa timbangan
redamlah diri walau tercabik
terlalu miskin untuk melawan
walau besar, walau mekar
tak ada ruang kosong untuk tempat bernafas
walau di samping presiden-pun
selamat menikmati.
September 2010
yang tak berharap hujan
ini bulan kesembilan
musim panas yang tercabik
keseimbangan tanpa timbangan
redamlah diri walau tercabik
terlalu miskin untuk melawan
walau besar, walau mekar
tak ada ruang kosong untuk tempat bernafas
walau di samping presiden-pun
selamat menikmati.
September 2010
adalah kekosongan
pernahkah tahu saat situasi menekan
apa yang kau dapat
dari negara…
dari agama…
dari sehelai cinta…
dari diri sendiri?
lelah …
kekosongan berpindah menjadi keterasingan
seperti cuaca yang amnesia
daun telah menjadi kering
pada hujan tanpa sebab
itulah kesederhanaan akibat
tanpa bisa protes
selongsong kata
hanya menjadi sampah
ketika kau telah menembakannya
kata adalah kemunafikan
ketika sebab
berbunyi menjadi rebab
dan akibat
memutuskan nadanya
adalah kekosongan
dari undang-undang
dari ayat-ayat
dari persetubuhan
ketika cerita hanya menjadi akhir pekan
yang terpuruk tanpa solusi ber-api-api
diamkanlah sejenak.
September 2010
apa yang kau dapat
dari negara…
dari agama…
dari sehelai cinta…
dari diri sendiri?
lelah …
kekosongan berpindah menjadi keterasingan
seperti cuaca yang amnesia
daun telah menjadi kering
pada hujan tanpa sebab
itulah kesederhanaan akibat
tanpa bisa protes
selongsong kata
hanya menjadi sampah
ketika kau telah menembakannya
kata adalah kemunafikan
ketika sebab
berbunyi menjadi rebab
dan akibat
memutuskan nadanya
adalah kekosongan
dari undang-undang
dari ayat-ayat
dari persetubuhan
ketika cerita hanya menjadi akhir pekan
yang terpuruk tanpa solusi ber-api-api
diamkanlah sejenak.
September 2010
apa artinya
tubuh dan roh
menggeram, mencari arti
mengasing pada tanda tanya
tapi mengapa bertanya
lantas …
dari sudut meja
awan ber-abuabu
tanpa burung
menjadi hening
yang menelan buku
pun-tanpa menjadi arti
benar menurutnya
; adalah artinya
begitulah dunia ini dibentuk
pada peradaban yang menjadi perlombaan
September 2010
menggeram, mencari arti
mengasing pada tanda tanya
tapi mengapa bertanya
lantas …
dari sudut meja
awan ber-abuabu
tanpa burung
menjadi hening
yang menelan buku
pun-tanpa menjadi arti
benar menurutnya
; adalah artinya
begitulah dunia ini dibentuk
pada peradaban yang menjadi perlombaan
September 2010
Friday, August 06, 2010
untaian hari yang akan menjadi biasa
seperti kemarin
aku mengenalmu
seuntai bayangmu telah kuikat
dan ku hanyutkan ketika gerimis kecil
;untuk esok hari.
hari ini
adalah untaian hari yang akan menjadi biasa
tidak lagi seperti kemarin
tidak lagi, lagi lebih dalam
Agustus 2010
aku mengenalmu
seuntai bayangmu telah kuikat
dan ku hanyutkan ketika gerimis kecil
;untuk esok hari.
hari ini
adalah untaian hari yang akan menjadi biasa
tidak lagi seperti kemarin
tidak lagi, lagi lebih dalam
Agustus 2010
inilah kesendirian
inilah kesendirian:
merebah diri pada mendung
menatap wajah hilang
akan adakah kau disini?
senandung kering
di hamparan rimba lara
tidak diragukan ini pahit
andai saja kau ada disini!
tak ada lain
malam dan siang terluka
perihku menyangga asa
agar kau bisa datang,
tanpa datang berulang
Agustus 2010
merebah diri pada mendung
menatap wajah hilang
akan adakah kau disini?
senandung kering
di hamparan rimba lara
tidak diragukan ini pahit
andai saja kau ada disini!
tak ada lain
malam dan siang terluka
perihku menyangga asa
agar kau bisa datang,
tanpa datang berulang
Agustus 2010
Sunday, August 01, 2010
sejak dulu
Sejak dulu,
Dari tahuntahun
yang terlampaui tanpamu;
Aku masih merindu.
Itu…
Ketika;
Di antara semua adalah asing
Dan kekosongan adalah lautan tanpa arah
Kau begitu jauh
Dipenuhi musim panas
Yang melambat mencari sunset’ keteduhan
Ada keletihan hati
Terjebak jangkar tua
Dibawah langit tanpa utara, timur, barat, selatan
Kutitip suaraku pada angin
Agar bisa aku menyentuhmu
Walau yang kusinggahi adalah siluetmu
Di bentang jarak
Rinduku masih akan mengarakmu
Hingga air laut meriak
Meluapkan tubuhku
Sampai meregang mati.
Juli 2010
Dari tahuntahun
yang terlampaui tanpamu;
Aku masih merindu.
Itu…
Ketika;
Di antara semua adalah asing
Dan kekosongan adalah lautan tanpa arah
Kau begitu jauh
Dipenuhi musim panas
Yang melambat mencari sunset’ keteduhan
Ada keletihan hati
Terjebak jangkar tua
Dibawah langit tanpa utara, timur, barat, selatan
Kutitip suaraku pada angin
Agar bisa aku menyentuhmu
Walau yang kusinggahi adalah siluetmu
Di bentang jarak
Rinduku masih akan mengarakmu
Hingga air laut meriak
Meluapkan tubuhku
Sampai meregang mati.
Juli 2010
Sunday, June 20, 2010
insomnia yang terkasih
disinilah aku berada, di ruang keluarga redup
diluar gelap, bersandar pada bulan sabit
di dasar lantai dingin, dilupakan perempuan.
angin kerinduan dari tegangan hasrat
menumpulkan lelap tidurku, insomnia yang terkasih
rokok mimpi menumpuk di asapnya. dan di udara,
kesejatianmu terukir kata berkalimat makna.
di baliknya, kujumpai sebagian dariku menangis tanpa bercinta.
juni 2010
diluar gelap, bersandar pada bulan sabit
di dasar lantai dingin, dilupakan perempuan.
angin kerinduan dari tegangan hasrat
menumpulkan lelap tidurku, insomnia yang terkasih
rokok mimpi menumpuk di asapnya. dan di udara,
kesejatianmu terukir kata berkalimat makna.
di baliknya, kujumpai sebagian dariku menangis tanpa bercinta.
juni 2010
kota tanpa nafas
kota tanpa nafas
sesak berjejal lentera
antara egoisme dan antagonisme
saling mengetuk, mengutuk nasib
tandus, meruntuhkan keutuhan
tumpah, mentuhankan mimpi
disetiap keasingan yang di jejakan
menjelmalah penderitaan yang dijalani
menjadi sosok paling utuh,
seutuh kesibukan, lalu setelahnya
: tertawa
juni 2010
sesak berjejal lentera
antara egoisme dan antagonisme
saling mengetuk, mengutuk nasib
tandus, meruntuhkan keutuhan
tumpah, mentuhankan mimpi
disetiap keasingan yang di jejakan
menjelmalah penderitaan yang dijalani
menjadi sosok paling utuh,
seutuh kesibukan, lalu setelahnya
: tertawa
juni 2010
Saturday, June 19, 2010
(tanpa judul)
darimu
puisiku terangkai
kata yang tak pernah kukirimkan
menjadi sayap tersunyi berkeping puing
kau tak pernah berjarak
tersatu terbang di sampingku
padamu yang menelan segalaku
terima kasih
mendekatkanku pada tiang gantungan
untuk jauh dan terpencil dari segala
agar dekap tangan di dadaku
: adalah serupa dekap tanganmu
juni 2010
puisiku terangkai
kata yang tak pernah kukirimkan
menjadi sayap tersunyi berkeping puing
kau tak pernah berjarak
tersatu terbang di sampingku
padamu yang menelan segalaku
terima kasih
mendekatkanku pada tiang gantungan
untuk jauh dan terpencil dari segala
agar dekap tangan di dadaku
: adalah serupa dekap tanganmu
juni 2010
bagaimanakah kau harus kusanjung?
bagaimanakah kau harus kusanjung?
seakan kau seindah mawar
tak ada sepatah kata bermekaran
siapapun kau, diamku adalah bualankah?
di tempatku…
langit sepi dan pekat
melaju di sore tanpa senja
semangatku menggenggam matamu
ingin aku lenyap, menyatu, tergeletak pada kedipmu
melintasi petir mengerang gemuruh
namun aku asing, lemah, dan kelam
kuterjemahkan sanjungku
dari mawar tak terkata
menjadi hening mengental
berupa kedip tanpa wujud
terahasiakanlah,
tenggelam di kedalaman kosong
di puncak hujan kaku memanjang
juni 2010
seakan kau seindah mawar
tak ada sepatah kata bermekaran
siapapun kau, diamku adalah bualankah?
di tempatku…
langit sepi dan pekat
melaju di sore tanpa senja
semangatku menggenggam matamu
ingin aku lenyap, menyatu, tergeletak pada kedipmu
melintasi petir mengerang gemuruh
namun aku asing, lemah, dan kelam
kuterjemahkan sanjungku
dari mawar tak terkata
menjadi hening mengental
berupa kedip tanpa wujud
terahasiakanlah,
tenggelam di kedalaman kosong
di puncak hujan kaku memanjang
juni 2010
Tuesday, June 15, 2010
Musim Panas
Aku masih menunggu
Walau ku tahu kau tak lagi merayu
Rumputpun kini kering menembus hujan
Saat musim panas tak kunjung datang
Bayangkan, kau tak pernah menyapa
Selama musim panas kau yang kutunggu
Betapa, semua musim telah diangkut
Dan aku masih tetap bertahan
;menggandeng bayangmu dalam hujan
Adalah masa depan,
sebuah harapan tanpa pesan
di musim panas di tahun depan
Juni 2010
Walau ku tahu kau tak lagi merayu
Rumputpun kini kering menembus hujan
Saat musim panas tak kunjung datang
Bayangkan, kau tak pernah menyapa
Selama musim panas kau yang kutunggu
Betapa, semua musim telah diangkut
Dan aku masih tetap bertahan
;menggandeng bayangmu dalam hujan
Adalah masa depan,
sebuah harapan tanpa pesan
di musim panas di tahun depan
Juni 2010
Menanti
Beginilah,
Duduk dikursi di antara dua meja buku
kutengah menanti, menatap
Pada gelap yang menghilangkan terang
Selain cahaya, hanya mentari kunanti
Itulah,
Fajar menguning yang siap kupanen
Dan cahaya adalah pecahan rindu
yang harus kutata secara diam-diam
disetiap nafas yang terhembus
pada hidup
pada gerak
pada rasa,
serasa merasa paling terasa
Juni 2010
Duduk dikursi di antara dua meja buku
kutengah menanti, menatap
Pada gelap yang menghilangkan terang
Selain cahaya, hanya mentari kunanti
Itulah,
Fajar menguning yang siap kupanen
Dan cahaya adalah pecahan rindu
yang harus kutata secara diam-diam
disetiap nafas yang terhembus
pada hidup
pada gerak
pada rasa,
serasa merasa paling terasa
Juni 2010
Saturday, May 29, 2010
terkungkung perut
terkungkung perut
menguasai situasi
diinjak keadaan
penat melelahkan
langkah itu tanpa batas
namun terbatasi geram usus
di bawah purnama pada hari kedua
laju terberat merangkak hingga mengkerak
jejak tak lagi terbagi
pada sesat tapak kaki
yang terjerat tanpa memaki
dengan kebebasan terpatri
Mei 2010
menguasai situasi
diinjak keadaan
penat melelahkan
langkah itu tanpa batas
namun terbatasi geram usus
di bawah purnama pada hari kedua
laju terberat merangkak hingga mengkerak
jejak tak lagi terbagi
pada sesat tapak kaki
yang terjerat tanpa memaki
dengan kebebasan terpatri
Mei 2010
Wednesday, April 28, 2010
transisi musim
nafas mengalun
berkidung aroma kemarau
setelah musim hujan
di seberang lantai becek
menyayati hati
dengan layu mendayu
menjemukan, ketidakberdayaan
segala sesak mata
tatkala jejak penuh wasiat
hari silam terkenang
hari ini mendamaikan
musim berair segera selesai
air berganti daun
kutengah menanti
terseret badai
beribu helai daun kering
di musim tanpa air
; agar bernafasku mengalun
tanpa tersedak air
April 2010
berkidung aroma kemarau
setelah musim hujan
di seberang lantai becek
menyayati hati
dengan layu mendayu
menjemukan, ketidakberdayaan
segala sesak mata
tatkala jejak penuh wasiat
hari silam terkenang
hari ini mendamaikan
musim berair segera selesai
air berganti daun
kutengah menanti
terseret badai
beribu helai daun kering
di musim tanpa air
; agar bernafasku mengalun
tanpa tersedak air
April 2010
di sampingku, kini.
tepat kau di sampingku
pejamkan letih tanpa sinar
kau endapan malam
mahligai wewangi ganggang ruang
beredar bara
mengapung
berkidung
desah berhembus dengan sendirinya
segalanya dari sepi
dan sepilah kau mendekap
menanamkan diri
menyusup di dadaku
; memelukku
April 2010
pejamkan letih tanpa sinar
kau endapan malam
mahligai wewangi ganggang ruang
beredar bara
mengapung
berkidung
desah berhembus dengan sendirinya
segalanya dari sepi
dan sepilah kau mendekap
menanamkan diri
menyusup di dadaku
; memelukku
April 2010
Friday, March 12, 2010
bentuk tanpa nama
disudut titik marengo
kau lewat dengan poni berliku
terbungkus tudung sweater membalut
dan jeans meluruskan langkahmu
tersorot benderang - redup cafe
teraluni swing yang mendekap
kau datang berdua
tanpa aku tahu
siapa dia dan kau siapa?
aku, bir dan kawanku
menggandeng pesona liukmu
membeberkan gairah galau
pada bentuk tanpa nama
Maret 2010
kau lewat dengan poni berliku
terbungkus tudung sweater membalut
dan jeans meluruskan langkahmu
tersorot benderang - redup cafe
teraluni swing yang mendekap
kau datang berdua
tanpa aku tahu
siapa dia dan kau siapa?
aku, bir dan kawanku
menggandeng pesona liukmu
membeberkan gairah galau
pada bentuk tanpa nama
Maret 2010
tarik - ulur tatapan
kucumbui getaran
walau tanpa persetubuhan
mata menjamah pesona
pada tarik - ulur tatapan
meratap
menguras kebersahajaan rasa
tertuju pada paras selaras
menebar senyum yang meraba
serupa alunan
mengecil sambil menghilang
Maret 2010
walau tanpa persetubuhan
mata menjamah pesona
pada tarik - ulur tatapan
meratap
menguras kebersahajaan rasa
tertuju pada paras selaras
menebar senyum yang meraba
serupa alunan
mengecil sambil menghilang
Maret 2010
dika - la pagi merona adalah - mu
sarapan getar
tersedak pagi dingin
haru tak teraih
mengigau galau tak terlampaui
cerah me'merah terpancar merekah
disudut meja terpendar segar
sayu mata, lentik bibir
merah pipi pada wajah di atas tubuh
ronamu merekah pada merahnya pagi
yang mengusap wajahku
menjadi gagu menderu seru...
Maret 2010
tersedak pagi dingin
haru tak teraih
mengigau galau tak terlampaui
cerah me'merah terpancar merekah
disudut meja terpendar segar
sayu mata, lentik bibir
merah pipi pada wajah di atas tubuh
ronamu merekah pada merahnya pagi
yang mengusap wajahku
menjadi gagu menderu seru...
Maret 2010
Saturday, February 27, 2010
Malam bocor dan retak
malam desah termanis serupa teh
di atas kursi kayu kokoh dan panjang
memeluk malam dengan keberduaan
angin mengapungkan asap
dari tiga batang rokok
dingin tetap tak beranjak
hujan merintik
membasahi dapur bocor yang sangat mahal jika diperbaiki
itu tepat di belakang, terhalang satu tembok retak
Februari 2009
di atas kursi kayu kokoh dan panjang
memeluk malam dengan keberduaan
angin mengapungkan asap
dari tiga batang rokok
dingin tetap tak beranjak
hujan merintik
membasahi dapur bocor yang sangat mahal jika diperbaiki
itu tepat di belakang, terhalang satu tembok retak
Februari 2009
tah.. Lintah
Inilah alam belantaraku
Dipenuhi sesak lintah berdesakan
Pada kemakmuran Penghisapan
Di pelataran riba bermimpi Kesejahteraan
Bunga beracun itu yang telah menipu
Di bawah payung dan kadang beroda dua
Berarak-arakan merambat berderit panjang
menyembunyikan wabah penyakit
Sambil membereskan bunga
Tak mungkin angka-angka beranjak
Malah berubah untuk membiak
tah.. lintah merambah
Februari 2009
Dipenuhi sesak lintah berdesakan
Pada kemakmuran Penghisapan
Di pelataran riba bermimpi Kesejahteraan
Bunga beracun itu yang telah menipu
Di bawah payung dan kadang beroda dua
Berarak-arakan merambat berderit panjang
menyembunyikan wabah penyakit
Sambil membereskan bunga
Tak mungkin angka-angka beranjak
Malah berubah untuk membiak
tah.. lintah merambah
Februari 2009
Suatu malam di Cikole dan KDP - MJL sebelumnya
Berliku padu tak berkesudahan
Pada jejeran alunan fals
Remang kuning di atas jalan
Membawahi mobil tua mogok
Malam tersejuk
Menyelinap pada tulang senyap
Ditemani waktu menjelang subuh
Bersama daun teh yang disegarkan dingin
Betapa, jika alam tersejuk ini
Menyegarkan bau nafas kampungku
Yang Kepanasan rentenir
Dan calo birokrasi serupa calo di jalan raya
Februari 2009
Pada jejeran alunan fals
Remang kuning di atas jalan
Membawahi mobil tua mogok
Malam tersejuk
Menyelinap pada tulang senyap
Ditemani waktu menjelang subuh
Bersama daun teh yang disegarkan dingin
Betapa, jika alam tersejuk ini
Menyegarkan bau nafas kampungku
Yang Kepanasan rentenir
Dan calo birokrasi serupa calo di jalan raya
Februari 2009
Friday, January 15, 2010
Di pinggir jalan asing
rokok bersama kopi susu
terguyur gerimis
di sore yang menunggu
terduduki mendung dan berangin
sore yang dibisingkan laju kendaraan
di rumah makan dengan bensin eceran
tercecer dikesendirian tak bersahaja
menunggui cerita yang membutuhkan pekerjaan
untuk menghabiskan sore berkelamin perempuan
untuk menjadi malam yang tanpa menjadi apapun
malam tanpa siang, tanpa aturan, dan tanpa pemerintahan
batuk yang kedinginan menjadi suara
dikursi tunggu yang tak diperebutkan
hanya dimiliki pantatku
menunggu di sore yang tak ku kenal
aku tetap bermahkota
melindungiku dari dingin
melindungiku dari cerita yang tak pernah aku tunggu
: perempuan, untuk sebuah pekerjaan
kau mainan tanpa batas nilai lebih
Januari 2010
terguyur gerimis
di sore yang menunggu
terduduki mendung dan berangin
sore yang dibisingkan laju kendaraan
di rumah makan dengan bensin eceran
tercecer dikesendirian tak bersahaja
menunggui cerita yang membutuhkan pekerjaan
untuk menghabiskan sore berkelamin perempuan
untuk menjadi malam yang tanpa menjadi apapun
malam tanpa siang, tanpa aturan, dan tanpa pemerintahan
batuk yang kedinginan menjadi suara
dikursi tunggu yang tak diperebutkan
hanya dimiliki pantatku
menunggu di sore yang tak ku kenal
aku tetap bermahkota
melindungiku dari dingin
melindungiku dari cerita yang tak pernah aku tunggu
: perempuan, untuk sebuah pekerjaan
kau mainan tanpa batas nilai lebih
Januari 2010
kepada : Yang Terkenang
Disini,
malam tersepi tanpa bising
meraung dengan hawa dari dingin,
erat memelukku bersama gairah
tebal tembok, kaos katun
tak mampu membuatkan hangat.
Duasatu : tigapuluh membawaku
pada deretan tahun silam yang menjadi masa berkilau,
tepat ketika gelora merekatkan keberduaan berjarak tanpa basabasi.
Nafasku menjadi wujud rindu tanpa desah kesakralan,
setiap hembusan tanpa kesalahan terkenang hadir
pada malam kering tanpa angin
pada deretan masa,
yang membuyarkan kerekatan jarak tanpa kedekatan.
Di kejauhan tanpa tatapan,
tanpa senyum menggugah,
kau pun menghilang tanpa suara,
hanyut menyetubuhi sayatan-sayatan yang telah lupa aku lukai
menjadi irama tak bersahaja melagu penuh ragu
menghilang pada deretan nada pedih melankolia.
teringat pada masa
dimana aku dan kamu
menjadi bagian dari cerita hati tak bermahkota.
Masih terkenang perjalanan pulang bersama matahari,
kau di depanku berkaca pada keringat tak bersuara
menikmati keberduaan langkah,
tanpa sentuhan kau melenggang
dengan senyum menggelora.
Tepat kita hanya mengikuti getar
yang tertembus matahari
ketika bayang menjadi jejak yang harus kita ikuti.
Ingin aku menggandeng kembali
lembut syahdu kulit tak bernoda
menikmati lembut lekuk jemari suara rekat genggammu.
pada kedekatan berjarak
kita kaku tak berkutik
menjadi jauh merindu tak pernah bertatap,
kau menghilang, aku mengenang
kepada : yang terkenang,
kau kenangan, yang terus membuatku senang
Januari 2010
malam tersepi tanpa bising
meraung dengan hawa dari dingin,
erat memelukku bersama gairah
tebal tembok, kaos katun
tak mampu membuatkan hangat.
Duasatu : tigapuluh membawaku
pada deretan tahun silam yang menjadi masa berkilau,
tepat ketika gelora merekatkan keberduaan berjarak tanpa basabasi.
Nafasku menjadi wujud rindu tanpa desah kesakralan,
setiap hembusan tanpa kesalahan terkenang hadir
pada malam kering tanpa angin
pada deretan masa,
yang membuyarkan kerekatan jarak tanpa kedekatan.
Di kejauhan tanpa tatapan,
tanpa senyum menggugah,
kau pun menghilang tanpa suara,
hanyut menyetubuhi sayatan-sayatan yang telah lupa aku lukai
menjadi irama tak bersahaja melagu penuh ragu
menghilang pada deretan nada pedih melankolia.
teringat pada masa
dimana aku dan kamu
menjadi bagian dari cerita hati tak bermahkota.
Masih terkenang perjalanan pulang bersama matahari,
kau di depanku berkaca pada keringat tak bersuara
menikmati keberduaan langkah,
tanpa sentuhan kau melenggang
dengan senyum menggelora.
Tepat kita hanya mengikuti getar
yang tertembus matahari
ketika bayang menjadi jejak yang harus kita ikuti.
Ingin aku menggandeng kembali
lembut syahdu kulit tak bernoda
menikmati lembut lekuk jemari suara rekat genggammu.
pada kedekatan berjarak
kita kaku tak berkutik
menjadi jauh merindu tak pernah bertatap,
kau menghilang, aku mengenang
kepada : yang terkenang,
kau kenangan, yang terus membuatku senang
Januari 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)