Translate

Thursday, April 23, 2009

ku sisipkan dirimu di lembar pikiranku

ku sisipkan di lembar pikiranku,
setelah dirimu setengah kukenali
dari seperempat kalimat ceritamu
yang kau kirim.
dirimu mesti menulis, tentangmu
dan teruslah tentangmu, yang tersembunyi
dari jarak dan waktu di sela pojok santaimu.
agar bisa ku sisipkan dirimu di lembar pikiranku
;berupa bayangmu

April 2009

masa lalu

masa lalu seperti benalu yang setia merangkul
ia terus berlalu dan kadang berlabuh datang
disetiap termenung dan merenung duduk sendiri
setelah ia sibuk sendiri
kau berdiri di pinggir sepi
menyiapkan yang akan menjadi cerita masa lalu
sambil bersiap menampakan rona sedih atau senang
kadang seolah mempersilahkan getir mesra keluh kesah untuk singgah
ia pun gampang meredup, seakan geli atau malu
teringat ia hanya masa lalu yang tidak lagi baru

April 2008

Friday, April 17, 2009

inilah aku

penderitaan
musibah terberat
dari rasa takut, rasa keterasingan, dan keterkucilan
kesetiaan
resah terberat
dari rasa mengerti, rasa membisu, dan rasa kepatuhan
pemberontakan
marah terberat
dari rasa muak, rasa sadar, dan rasa kemanusiaan

jika semua dirasakan
aku terpenjara dalam hidup yang mengharuskan
tubuhku menjalaninya dan tanpa memilih
inilah aku yang sempurna menjadi mahluk
sebagai manusia...

April 2009

Tuesday, April 14, 2009

kau menyebutnya; itu, rasa!

menjumpaimu pada kata yang telah menjadi jejak.
kata-kata mengalir meriak,
dalam kalimat yang hangat dan lembut.
untaian huruf dari keyakinan mengundangku memahaminya,
dengan sayap putihmu melayang serta melangit.
malaikat, alam, dan manusia menjadi mantera
dari pikiran bawah sadarku,
dan dari sunyi
suara gelisahku terdengar meledak ramah.

di sudut jendela paragrafmu
yang pelan-pelan membuka isyarat pada setiap kata,
maka meleburlah aku bersama puisi
yang kau sebut;
itu rasa!

April 2009

Friday, April 10, 2009

sepenggal langkah

menelusuri usus yang berkarat
dalam keresahan langkah tanpa merk
aku lelah dalam deretan mata yang berjejer
tanpa kusadar
sepenggal langkah
membuatkan aku kenangan untuk masa depan

April 2009

mohon, tanpa ada batasnya lagi...

di puncak kobaran kesetiaan
teriakanlah kesiasiaan tentang keadilan
dan dengarkanlah suara keheningan
tentang hilangnya kebenaran
dalam api yang menderita

beribu detak pertanyaan pada nafas
yang keluar masuk mencari kesepakatan
tentang realitas yang berkata lirih
dan di susun oleh perjalanan
yang menantangnya mencari kebenaran

di penghujung gelak tawa
yang akhirnya terkucil
di titik terujung keterasingan
bahwa pandangan yang tersenyum
memintaku untuk dikenal, dicintai, dan dinanti
dengan memohon, tanpa ada batasnya lagi...

April 2009