Translate

Thursday, October 09, 2008

Menetralisir Kegelisahan

Aku, selalu saja tidak pernah mau mengakui tentang perasaan yang tergelisahkan ini hanya karena pikiranku berkecamuk. Aku kini ditempatkan dalam kontradiksi jarak antara ketulusan dan kemunafikan. Ketulusan seakan membuatku bodoh, mengkonyolkan diri sendiri yang aku anggap esensi dari halusinasi akan realitas. Kemunafikan malah menguatkan ketenanganku bahwa aku terperangkap di dalam kontrol teknologis perasaan dengan mengalami keterasingan.

Mekanisme lain dari karakter perasaanku adalah otoriter, memaksaku terpencil dan tak berdaya. Membijaksanakan diri adalah salah satu untuk menetralisir keangkuhan dari kebutuhan dasar atas suatu yang membahagiakan walaupun pada akhirnya akan menyakitkan.

Aku tidak tahu, apakah aku merasa eksistensiku terancam hanya karena kehendak perasaan dan pikiran yang seakan aku anggap palsu. Menafsirkan diri adalah ketika rasa sakit itu ada dan aku merasa ada sebagai realitas diri yang ada, membingungkanku, tolong aku perlu air putih untuk menetralisirnya.

Biar selesai penderitaan ini, biar berakhir juga cerita gelisah ini dan aku membutuhkanmu untuk menetralisir kegelisahan ini. Jangan lupa bawa air putihnya.

Agustus 2008

No comments: