aku terkapar
di antara degup jantung
dan puisi yang kau bacakan
seketika,
sehelai kata beraroma mangga
mengiris birahi di antara selembar senyum
menelanjangi pikiran
mencumbui kerinduan
aku terkoyak
disaat aroma mangga berubah rasa
mengoyak tak berasa
mengoyak para malaikat
ketika aku meremas
telaga mulut malam yang mengeras
Oktober 2008
No comments:
Post a Comment