Translate

Tuesday, May 05, 2015

surat malam VI

Kepada; Raden Panglurah
Untuk kehormatan keabadian di surga para pandita

Pada putra mahkota yang pergi begitu saja dan disepakati sebagai ruh pengembaraan. Keadaan telah mengadili yang memahami mimpi dan menjalankan realitas dari hidup kepada dunia.

Dengan segenap percikan martabat, aku terus menatap langit kelam yang membawa bulan ke arah pergolakan jiwa yang diburu untuk memahamimu.
Kerinduan pada kebebasan manusia menuju jiwa kesucian yang abadi kuakui kau yang tersyahdu,
mengalirkan kasih
mencipta zaman
memberi lentera
menuju keadaan
untuk memberi dan tanpa mengalahkan

Kepadamu putra mahkota yang meninggalkan mahkota,
di atas langit yang tak bertepi dan tak pernah ingkar bersemayam rohmu yang tak pernah mati. Pada zaman siapapun dan pada generasi manapun kau memang akan terus berdiri tegak.
Kepadamu putra mahkota tanpa mahkota,
yang berada disudut penjara tubuh sepi adalah kau yang tak pernah menggigil dihadapan riuh dunia, meninggalkan kesenangan gemuruh kerajaan. Hatimu adalah malam yang mempunyai kepekatan menuju kemanunggalan rasa dari bunyi hati yang bernada perlawanan kepada dunia.

Bagimu kekuasaan hanyalah dongeng omong kosong bagi keteraturan penjara hidup, jeruji kalimat angkuh berkiblat. Mahkota adalah kesenangan berupa pengujian jiwa yang megah dalam istana debu, sedangkan kau adalah jiwa perlawanan yang mencium harum kesunyian.

Kawan, aku menyuratimu. Walau hanya bisikan air keruh yang mengetukmu. Maka disudut ruang tanpa penghormatan kerajaan kutabur tinta wewangian biar melahirkan generasi serupa dirimu bahwa hidup tidak harus bermahkota dan berlaku serupa raja.
Karena kehidupan dimanapun yang akan menjelmakan kita menjadi apapun, kematian adalah nyanyian gaib yang akan membusukan daging.


DadanN-jek
Mei 2015


No comments: